PENDAHULUAN
Bertahun-tahun bangun, tidur dan beraktifitas sampai keluar rambut putih di dalam Gereja, sampai saat ini pemimpin Gereja sekalipun apalagi anggota Jemaat masih ada yang belum mengerti tentang “GEREJA”. Untuk itu dalam laporan kegiatan Konferensi Sinode KINGMI Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) menjelaskan sedikit tentang arti dan makna Gereja, karena kegiatan Konferensi Sinode bertujuan untuk mengembangkan tugas dan panggilan Gereja, sepanjang Gereja itu eksis di tanah ini.
A. ARTI GEREJA
Banyak orang masih belum memahami arti dan makna Gereja yang sesungguhnya. Gereja yang sesungguhnya bukanlah nama sebuah organisasi yang dibuat oleh tangan manusia. Gambaran umum daripada pengertian Gereja yang sesungguhnya adalah “Perkumpulan orang-orang percaya yang dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang KRISTUS”, makna yang lain juga adalah mereka yang menerima dan menempatkan YESUS KRISTUS Kepala GERERJA sebagai TUHAN dan Juruselamat pribadi dalam hidupnya sampai kepada Pemilik datang menjemput Gereja dan mengundang serta menempatkan YESUS KRISTUS dalam perkumpulan-perkumpulan secara kolektifitas kelembagaan”.
Berangkat dari pengertian Gereja di atas, maka Gereja yang sesungguhnya memiliki arti berganda, antara lain:
1. Gereja yang TIDAK KELIHATAN adalah “Tubuh” orang-orang yang mengundang Tri Tunggal Yang Esa dan menempatkan sebagai TUHAN dan Juruselamat pribadinya. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait ALLAH dan bahwa ROH ALLAH diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait ALLAH, maka ALLAH akan membinasakan dia. Sebab bait ALLAH adalah kudus dan bait ALLAH itu ialah kamu.” (I Korintus 3:16-17) “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait ROH KUDUS yang diam di dalam kamu, ROH KUDUS yang kamu peroleh dari ALLAH, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (I Korintus 6:19).
2. Gereja yang KELIHATAN adalah “perkumpulan orang-orang percaya yang menempatkan imannya kepada YESUS KRISTUS”. “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:20).
Gereja yang dibangun KRISTUS, ditempatkan di atas pondasi yang kuat yakni “KRISTUS YESUS” sendiri. Pengakuan yang sungguh bahwa "YESUS KRISTUS adalah Mesias, Anak ALLAH yang hidup!" merupakan pondasi Gereja yang tidak mudah rubuh dalam badai yang menerga Gereja yang kuat ini. Seperti pengakuan Petrus, “Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah MESIAS, Anak ALLAH yang hidup!" Kata YESUS kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Matius 16:16-18). Untuk mengakomodir kepentingan perkumpulan orang-orang yang menempatkan imannya kepada YESUS KRISTUS dan untuk mencari jiwa-jiwa yang harus digerejakan supaya mereka dapat diikat oleh sebuah ikatan organisasi yang kuat, maka orang-orang tersebut membentuk sebuah organisasinya masing-masing menurut pandangannya, yakni:
1. Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua,
2. Gereja Kristen Injil di Tanah Papua,
3. Gereja Babtis,
4. Gereja Bethel Indonesia ,
5. Dsb.
Organisasi yang dibentuk oleh orang-orang yang dipanggil TUHAN di atas memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakannya. Supaya kegiatan peribadahtan dan pelayanan dari Gereja berjalan dengan baik dan terakomodir, organisasi yang dibentuk ini memiliki:
1. Visi, Misi, Target dan Fokus bersama dalam organisasi yang dibentuk, serta tujuan dan maksud yang jelas.
2. Organisasi ini memiliki Program-Program bersama.
3. Memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
4. Dasar Pendirian yang jelas Surat Keputusan (SK/Akte Notaris).
Dengan demikian tidak dapat disangkal oleh siapapun juga bahwa Organisasi Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) di Tanah Papua Barat juga adalah “GEREJA” karena Umat TUHAN telah menempatkan imannya kepada YESUS KRISTUS Kepala Gereja Yang Sejati.
B. SEKILAS AWAL MULA KEMAH INJIL
Pdt. DR. ALBERT BENJAMIN SIMPSON pendiri Gereja Kemah Injil dan atau C&MA sedunia lahir di Cavendish , Prince Edward Island , Canada anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan James Simpson, Jr. dan Janet Clark. Saudara perempuannya berkata: Dia seperti Semuel Kecil yang diberikan TUHAN. Ibuku berkata bahwa ia akan diserahkan kepada TUHAN sejak kecil untuk melayani TUHAN akhirnya kini ia dapat menjadi Pendeta dan melayani TUHAN.
Albert yang muda menghidupkan Ajaran Tradisi Presbyterian Calvinistic Skolandia dan Tradisi Puritan. Perubahan imannya dimulai di bawah Pendeta Henry Grattan Guinness, seorang penginjil asal Irlandia selama masa kebangkitan kembali 1859. Simpson menghabiskan waktu di daerah Chatham , Ontario , dan diterima pada pendidikan pelatihan teologi di Toronto pada Knox College , University Toronto
Setelah menyelesaikan studi pada tahun 1865, Simpson ditabiskan menjadi pendeta di Gereja Presbyterian Canada , kelompok terbesar Presbyterian di Canada yang bergabung setelah keberangkatannya ke Amerika. Pada usia ke 21, dia menerima suatu panggilan dari Gereja Presbyterian Konox Knox dekat Kota Hamilton, Ontario.
Pada Desember 1873, pada usia 30, Simpson meninggalkan Canada dan menerima beban altar Gereja Presbyterian yang paling besar di Kota Louisville, Kentucky, Gereja Presbyterian Chestnut Jalanan. Gereja ini berada di Kota Louisville yang pertamanya menyusun kotbah Injil pada orang-orang umum dengan bangunan Gedung Mewah berbentuk Kemah Musa yang adalah visi yang diperoleh dari TUHAN ALLAH. Meskipun kesuksesannya pada Mimbar Gereja Presbyterian Chestnut, Simpson merasa kecewa dan sedih melihat kondisi di luar Gereja yang mewah dengan kelompok hartawan (orang-orang kaya). Tidak sedikit orang yang belum mendapat sentuhan Kasih KRISTUS. Mereka umumnya adalah kaum merana dan terlantar diatas kemegahan kota New York dengan sebutan gelandangan, pemabuk, perokok, pelacur dan pencandu alkohol yang sama sekali tidak pernah disentuh oleh pelayanan Injil KRISTUS. Ia merasa sedih: Bukankah Injil ini hanya orang yang mengganggap dirinya benar dan taat ibadah serta orang-orang kaya. Maka ia keluar dari Gereja dan menjadi Pendeta Bebas sebagai penginjil jalanan dan mendirikan kemah kecil – seperti Kemah Musa untuk menjangkau bagi yang tak dijangkau.
Tetapi pada tahun 1881, hanya setelah dua tahun menginjili, ia mengundurkan diri dan menjadi penginjil bebas bagi kaum miskin, merana dan terlantar di Kota New York . Ia melayani kaum migran dari Indian di New York namun ditolak Gereja mewah dan umum adalah orang-orang kaya halmana dicatat bahwa he resigned in order to begin an independent gospel ministry to the many new immigrants and the neglected masses of New York City . Dia melayani menjadi Pendeta Jalanan. Ia menjadi penginjil bebas bagi kaum gelandangan.
Pelayanan Pdt. Dr Albert Benjamin Simpson menghasilkan buah, tidak sedikit orang yang dimenangkan bagi KRISTUS. Ia membawah masuk di dalam Gereja untuk pembinaan dan pemuridan lanjutan, tetapi tidak diterima oleh Gereja Presbyterian Chestnut. Ia melayani mereka dalam Khotbah dan mengajar. Disamping itu ia juga menuliskan buku-buku majalah untuk menguatkan iman orang-orang gelandangan, pemabuk, perokok, pelacur dan pencandu alkohol yang sama sekali tidak pernah disentuh oleh pelayanan Injil KRISTUS yang telah dimenangkannya. Dia menulis lebih dari 70 buku dari Alkitab dan Kehidupan Kristen. Pada tahun 1991 majalah ini dikenal luas dengan nama The Alliance Weekly, kemudian Alliance Life dan sekarang A life. Adalah penerbit resmi The Christian and Missionary Alliance, di Amerika dan Kanada.
Dia juga menulis banyak syair lagu dan puisi. Dengan inspirasi kebenaran dia mendapat Ilhaman dengan memperkenalkan empat Injil Berganda, "YESUS Pengudus, YESUS Penyembuh, YESUS Juruselamat dan YESUS Raja yang datang". Yang kemudian menjadi Asas Gereja Kemah Injil se-dunia.
Tahun 1883 dia mendirikan suatu lembaga pelatihan bagi penginjilan dalam konteks antarbudaya multi-cultural context yang dimulainya pada permulaan Nyak College and Alliance Theological Seminary. Tahun 1889, Simpson dan keluarga pindah ke rumah baru. Yang kemudian menjadi Kemah New York New York Tabernacle. Tempat ini menjadi Markas Penginjilan Kemah Injil seperti Kemah Musa untuk memberitakan Kabar Kebebasan Kaum Tertindas dalam misi Pengabaran Injil Kerajaan ALLAH hingga ke Tanah Papua (Dari New York sampai New Guinea ).
Alberth memperkuat Kemah yang dibangunnya di kota New York Amerika Serikat dan Canada . Selanjutnya ia mengirim misi pertama ke luar negeri yaitu: Negara Kongo, yang selanjutnya Negara China , Negara Indonesia dan Papua Barat. Jaffray, Jaffray Wesley Brill serta beberapa orang ke Indonesia . Tetapi Walter Post dan Rusell Deibler datang ke Papua Barat yang telah diintai sebelumnya oleh Jaffray.
Pada awal tahun 1938 bulan Desember, Walter Post dan Rusell Deibler ke Tanah Papua melalui Sungai Yawei bagian selatan Papua di daerah Paniai wilayah pelayanan Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil). Setelah mereka sampai di Paniai - Papua, para misi melaksanakan visi TUHAN di Papua yaitu memenangkan jiwa bagi KRISTUS. Dari tahun 1938-1962 pelayanan berjalan dibawah Misi C&MA, pelayanan dikontrol dari Makassar . Namun demikian, kerena di Papua masih menggunakan bahasa dan mata uang sendiri (Belanda), maka Pada tahun 1962 diserahkan kepada putra daerah yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk melanjutkan visi TUHAN secara terorganisir, pada tahun 1962 di Beoga bentuklah sebuah organisasi yaitu: Kemah Injil Gereja Masehi yang disingkat menjadi (KINGMI) di Tanah Papua yang disahkan pada Konferensi Perdana di Bomou tanggal 6 April 1963. Dari tahun 1963-1983, pelayanan berjalan dibawah payung Gereja KINGMI. Dari tahun 1983 Gereja KINGMI bergabung dengan Gereja Persatuan yaitu GKII sampai tahun 2006. Gereja KINGMI bergabung dengan Gereja Kesatuan (GKII) bukan karena kepentingan pelayanan Gereja Papua, tetapi karena kepentingan para Misi untuk mempersingkat pengurusan visa ijin tinggal di Indonesia . Sepanjang Gereja Papua bergabung dengan Gereja Kesatuan (GKII) tidak menguntungkan Umat Papua, seperti: beasiswa diberhentikan, pelayanan transportasi udara (pesawat MAAF) tidak melayani dengan baik, bantuan-bantuan dari luar negeri dialihkan ke Gereja Pusat Jakarta dan dari Gereja Papua salurkan dana setiap tahun sebesar Rp. 700.000.000,00 (Tujuh Ratus Juta Rupiah). Umat TUHAN di Papua yang dikorbankan oleh sistim pelayanan Gereja Kesatuan (GKII) selama ini yang tidak menyentuh, maka Umat TUHAN mengambil inisiatif kembali ke KINGMI yang sudah lama hilang untuk menata kembali pelayanan dari dekat. Pada tahun 2006 dalam Konferensi Wilayah yang ke VIII di Nabire, wilaya Papua menjadi Sinode KINGMI dan disahkan dengan “Berdasarkan AD/ART yang diamendemen (a) Gereja Kemah Injil Indonesia Wilayah dengan Pemerintah Otsus seperti: Papua dapat menggunakan system pemerintahan Gereja Sinode atau Presbiterial Sinodal (b) Setiap GKII Wilayah di Indonesia memekarkan wilayahnya dengan mengacu kepada AD/ART GKII”.
Kerja keras daripada para pionir Gereja KINGMI menunjukan hasil yang memuaskan. Perkembangan Kemah Injil Gereja Masehi di Tanah Papua Barat menduduki urutan pertama yang terdiri dari mayoritas orang asli Papua dengan jumlah 71 lebih Klasis yang tersebar di Tanah Papua.
C. KONFERENSI SINODE KINGMI.
Konferensi Sinode ke IX Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua Wamena, 21-26 Juni 2010 diselenggarakan berdasarkan Anggaran Dasar (AD) Gereja Kemah Injil KINGMI di Tanah Papua pasal XIII ayat 1 dan Anggaran Rumah Tangga (ART) KINGMI pasal VII ayat 2, 3, dan pasal XVI ayat 1, 6.
Konferensi Sinode KINGMI adalah merupakan alat untuk menetapkan program kerja lima (5) tahun kedepan serta memilik dan menetapkan seorang pemimpin yang akan mengontrol tugas gerejani selama lima (5) tahun ke depan.
Dengan demikian dalam Konferensi (Sidang) Sinode Gereja Kemah Injil KINGMI di Tanah Papua telah menetapkan program kerja lima (5) tahun kedepan dan memilih seorang pemimpin untuk kelancaran peribadahtan serta Pelayanan Gereja yang utuh, baik jasmani maupun rohani.
BAB II
PESERTA KONFERENSI
KLASIS WAGAAMO (PINTU MASUK INJIL)
Pada tangal …. … Peserta Konferensi Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) mendapatkan undangan dari Sinode KINGMI di Tanah Papua dengan peserta resmi 12 orang untuk mengikuti Konferensi gerejani yang selalu diadakan dalam lima (5) tahun sekali. Kewajiban dari organisasi yakni Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) di Tanah Papua untuk mengikuti Konferensi yang akan diadakannya, maka bagaimana pun juga harus memenuhi undangan tersebut.
Tetapi sayangnya Umat TUHAN Gereja KINGMI Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) dalam keadaan perbedaan persepsi yang telah diciptakan oleh oknum-oknum tertentu yang mencari nama. Oleh pengaruh segelincir orang yang menamakan diri GKII mempengaruhi beberapa Umat KINGMI, sehingga tidak ada kesempatan mencari biaya transportasi untuk mengikuti Konferensi Sinode KINGMI yang ke-IX di Wamena. Masalah di dalam Umat TUHAN tidak mengurangi semangat untuk mengikuti Konferensi Sinode KINGMI di Wamena yang akan berlangsung dari tanggal 21-26 Juni 2010. Masalah yang telah diciptakan segelincir orang yang menamakan diri GKII dan mengklaim bahwa organisasi tersebut datang dari TUHAN pada hal yang sebenarnya organisasi adalah buatan tangan manusia tetapi “GEREJA” adalah ciptaan TUHAN sebagai tempat kediaman-Nya yang permanent, oleh pertolongan TUHAN sehingga dapat diatasinya dengan baik dan saat ini yang ada di sana hanya Umat TUHAN dan organisi Gereja KINGMI.
Sungguhpun menghadapi masalah demi masalah sehingga peserta Konferensi dari Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) tidak ada kesempatan mencari biaya trasportasi ke Wamena untuk mengikuti Konferensi Sinode KINGMI di Tanah Papua dan pulang dari sana, namun demikian oleh dorongan ROH KUDUS yang selalu membangkitkan semangat yang tidak pernah pudar, dalam kesempatan itu diwakili oleh tiga (3) orang Badan Pengurus Klasis, yaitu: Pdt. Neles Pekei, (Ketua Klasis), Pdt. Semuel Pekei (Wakil Ketua Klasis), dan Pdt. Petrus Pinibo (Sekertaris Klasis) ke Wamena untuk mengikuti Konferensi Sinode yang ke-IX.
Semangat yang diberikan oleh ROH KUDUS tidak dapat dibendung dengan kekurangan, keterbatasan dan masalah yang ada dalam pribadi maupun Umat TUHAN Klasis Wagaamo, sehingga pada tanggal 07 Juni 2010 ketiga peserta Konferensi sambil berdiri di atas iman yang teguh, pagi-pagi mulai melangka dari Wagaamo melintasi gunung Yaba Dimi dan tiba di Wakeitei (Waghete). Sekitar jam + 08 siang, ketiga hamba TUHAN dari Wagaamo bersama peserta Konferensi dari lima (5) Klasis Kordinator Deiyai naik di Strada menuju ke Nabire. Dalam perjalanan menuju ke Nabire, menghadapi banyak tantangan di tengah jalan, walaupun demikian oleh pertolongan TUHAN sehingga mereka sampai di Nabire dengan selamat. Di Nabire, rombongan peserta Konferensi tinggal selama … hari.
Di pelabuhan Nabire sebelum naik di atas Kapal Laut menuju Jayapura, menyaksikan peristiwa/tanda yang dasyat. Sementara para peserta Konferensi menungguh Kapal Laut yang nantinya akan dinumpanginya, rombongan menyediakan waktu untuk berdoa, dalam doa mereka mendoakan perjalanan pulang pergi, sepanjang Acara Konferensi KINGMI yang ke-IX dan pemilihan Ketua Sinode yang dikehendakhi oleh TUHAN. Setelah selesai berdoa, tiba-tiba sebuah awan hitam tebal menutupi kota Nabire dan sekitarnya. Awan tebal itu disertai dengan hujan yang besar. Ada yang takut dengan perubahan iklim menakutkan yang sedang terjadi tetapi ada pula yang tidak takut terhadap hal itu.
Kebiasaan di setiap pelabuhan bahwa diketat oleh petugas keamanan dengan extra ketat, baik oleh sekuriti maupun polisi. Namun anehnya saat rombongan peserta Konferensi naik ke Kapal Laut, tidak ada keamanan yang menjaga kekatat seperti biasa saat itu, sehingga peserta Konferensi naik di atas Kapal tanpa keamanan apalagi ribuan penumpang dan pengunjung yang kadang memadati tangga-tangga kapal laut pun tidak ada. Sementara itu awan tebal dan hujan besar yang mengguyur daerah pelabuhan membuat para penumpang Kapal serta keamanan mencari tempat berteduh, namun demikian para peserta Konferensi tidak diguyuri hujan.
Setelah peserta konferensi masuk di dalam Kapal, mereka berbicara satu kepada yang lain bahwa “Sebagaimana awan tebal dan hujan besar yang datang membuat orang panik sehingga mencari tempat kering tetapi bagi kita, tidak ada apa-apa pada tubuh kita, demikian juga walaupun kita akan menghadapi tantangan pada Konferensi di Wamena tetapi perjalanan kita kali ini akan membawah kabar yang menggembirakan.” Pada tanggal …………. …. Peserta Konferensi Sinode meninggalkan kota Nabire Menuju ke Jayapura.
Oleh perlindungan dan pertolongan dari TUHAN sehingga pada tanggal …………. para peserta Konferensi Sinode yang ke-IX tiba di Pelabuhan Jayapura dengan selamat. Dari pelabuhan Jayapura, menggunakan tiga kendaraan model Star Wagon menuju ke Sentani tempat penampungan sementara. Di Sentani para peserta Konferensi Sinode Kingmi dari Kordinator Deiyai tinggal selama satu minggu dari hari ……. sampai hari ……. Pada hari kedua, para Peserta Konferensi Sinode yang ke-IX percayakan pengurusan tiket transportasi dari Jayapura ke Wamena kepada Panitia Konferensi Sinode rayon Jayapura.
Dari Jayapura keberangkatan para peserta ke Wamena terbagi dalam beberapa kali angkutan karena ditambah pula dengan peserta Konferensi dari beberapa kota di Papua. Pada tanggal 17 Juni 2010 pagi jam 08.00 waktu Papua, peserta Konferensi Sinode Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) yang berasal dari Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil), yakni: Pdt. Neles Pekei, (Ketua Klasis), Pdt. Semuel Pekei (Wakil Ketua Klasis), Pdt. Petrus Pinibo (Sekertaris Klasis), Vic. Senior Pekei, dan Vic. Petrus Badokapa, S. Th serta ditambah dengan dua orang peserta dari Klasis Tigi, yaitu: Pdt. Silas Pekei (Ketua Klasis Tigi), Pdt. Pelipus Kotouki (Ketua Penginjilan Klasis Tigi) tiba di Wamena dengan selamat. Kami disambut oleh keluarga Menase P. Edoway dan Keluarga Simon A. Edoway sebagai manusia istimewa. Mereka menyediakan makan, minum dan tempat untuk bertedu.
Seperti iman yang teguh dari ketiga hamba TUHAN dari Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) bahwa walaupun ada masalah di dalam Umat TUHAN sehingga tidak ada kesempatan untuk mencari biaya transportasi ke Wamena, hal itu tidak menghalangi atau mematahkan semangat perjalanan mereka, namun kami akan sampai kepada tujuan sehingga kami akan ikut Konferenai dengan selamat dan akan kembali juga dengan membawah hasil yang memuaskan. Seperti kata Alkitab “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yakobus 2:26). Iman dan perbuatan dari ketiga hamba TUHAN tadi menghasilkan buah.
Dari Wamena, untuk memenuhi permintaan dari Panitia bahwa peserta Konferensi 12 orang, disamping ketiga peserta di atas, yang lainnya diambil dari beberapa kota di Papua yang berasal dari Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) untuk memenuhi ketentuan Panitia Konferensi tersebut, di antaranya: Vic. Senior Pekei, Vic. Petrus Badokapa, S. Th. dari kota Jayapura; Alex Edoway, Am. Pd. Agus Edoway, SE. Simon Edoway, Am. IP., Menase Edoway, Jefry Edoway, ST., dari kota Wamena; dan Yunus Dogopia, dan Oktopianus Dogopia, dari kota Timika.
BAB III
KERANGKA ACUAN
KONFERENSI SINODE KINGMI KE IX 2010
Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama; permusyawaratan; muktamar. Sinode adalah badan pengurus tertinggi di Gereja Protestan berarti yang dimaksud dengan Konferensi Sinode adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi Badan Pengurus Tertinggi di Gereja.
Gereja KINGMI yang menganut sistem pemerintahan Gereja Prebisterian Sinodal menetapkan Konferensi di Tingkat Sinode dilaksanakan sekali dalam lima tahun.
Tujuan pelaksanaan Konferensi Sinode adalah untuk memilih Badan Pengurus Sinode, mengevaluasi program kerja periode sebelumnya dan menetapkan program baru sebagai kebijakan pelayanan untuk periode kedepan.
Konferensi Sinode IX KINGMI yang telah dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2010 ini sebagai instrumen yang mempersatukan seluruh komponen Sinode KINGMI di Tanah Papua Barat merupakan momentum untuk menyatukan Visi, Misi dan Fokus pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua.
A. NAMA, TEMA, TEMPAT, DASAR DAN TUJUAN KEGIATAN.
Setiap kegiatan yang dilakukan memiliki nama. Demikian juga kegiatan akbar yang telah dilakukan oleh Gereja KINGMI adalah “Konferensi Sinode ke IX Gereja Kemah Injil KINGMI di Tanah Papua”. Tema umum kegiatan akbar ini: “BERUBAH UNTUK MENJADI KUAT” Sub Tema : “Mewujudkan Pembaruan yang Membawah Damai Sejahtera”.
Tempat dan waktu kegiatan akbar Konferensi Sinode ke IX Gereja KINGMI di Tanah Papua, tempat penyelenggara adalah Wamena, waktu penyelenggara kegiatan akbar selama 6 hari, dari tanggal 21-16 Juni 2010.
Dasar Pelaksanaan Konferensi Sinode ke IX Gereja KINGMI di Tanah Papua berdasarkan pada:
1. AD/ART Gereja KINGMI di Tanah Papua pasal VIII tentang pelaksanaan konferensi.
2. Keputusan Konferensi Wilayah GKII ke VIII Nabire tahun 2006.
3. Surat Keputusan BPH Sinode Nomor: 78/SK-BPS/KINGMI/IX2008 tentang penunjukkan Panitia Konferensi Sinode IX.
4. Keputusan Raker Sinode III Gereja KINGMI di Tanah Papua bulan November 2008 di Sorong.
5. Surat Keputusan BPH Sinode Nomor: 78/SK-BPS/KINGMI/IX2007 tanggal 30 Agustus 2007.
Jika kegiatan besar atau kecil dilakukannya maka mempunyai tujuan, demikian juga Konferensi Sinode ke IX Gereja KINGMI di Tanah Papua mempunyai tujuan, antara lain:
1. Tujuan umum.
Pertanggung jawab Mandat Pelayanan dari Organisasi Sinode kepada Gereja melalui Konferensi, Konsolidasi organisasi Gereja KINGMI dalam rangka restrukturisasi organisasi, dan menghasilkan Visi, Misi dan Fokus pelayanan yang lebih memberdayakan dan membebaskan umat.
2. Tujuan khusus.
Mengefaluasi program D-4 sebagai program resmi Sinode KINGMI selama 4 tahun yang lalu, Menegaskan kembali visi, misi dan strategi serta kegiatan-kegiatan pelayanan Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua Barat, Memilih dan menetapkan Badan Pengurus Baru periode tahun 2010-2015, dan Menghasilkan pedoman dan teknis pelaksanaan serta kalender kerja.
B. TARGET.
Target Konferensi Sinode IX adalah Menetapkan rancangan Pokok-Pokok Program Kerja Sinode 5 tahun mendatang, Melahirkan Arah atau pedoman/peraturan penyelenggaraan pelayanan, Membentuk semangat kebersamaan demi pelayanan yang prima bagi umat TUHAN di Tanah Papua, dan Melahirkan dan menetapkan visi, misi Gereja KINGMI.
C. PENANGGUNG JAWAB DAN BENTUK KEGIATAN.
1. Penanggung Jawab Konferensi Sinode IX
Badan Pengurus Harian Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua, Kordinator Kabupaten Jayawijaya, Yahukimo dan Nduga, dan Panitia Pelaksana Konferensi Simode ke IX.
2. Bentuk Kegiatan:
a. Sidang-Sidang/Rapat-Rapat. Sidang-Sidang/Rapat-Rapat yang telah dilakukan yaitu: Rapat Paripurna, Rapat Pleno, dan Rapat Komisi.
b. Ibadah: Ibadah-ibadah antara lain: Ibadah pembukaan, kebaktian PA/ KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani), dan Ibadah Penutup.
c. Ceramah-ceramah.
D. JUMLAH PESERTA KONFERENSI SINODE KINGMI KE IX
Peserta dan peninjau Konferensi Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua IX adalah seluruh komponen Gereja KINGMI antara lain: Badan Pengurus Sinode, Kordinator Sinode Gereja KINGMI, Badan Pengurus Klasis, Panitia dan undangan, uraiannya sebagai berikut:
1. Peserta:
a. Peserta Resmi : 1) Seluruh Badan Pengurus Sinode, Ketua Departemen dan Penasihat Sinode; 2) Kordinator Sinode Gereja KINGMI; 3) Badan Pengurus Klasis; Pinpinan STT, YAPKI, YPPGI, dan AMKI; dan 4) Kaum Profesional.
b. Peserta Peninjau : 1) Unsur Gereja Sahabat atau Gereja seasas; 2) Unsur Pemerintah; dan 3) Panitia Konferensi Sinode KINGMI ke IX.
2. Jumlah Peserta
a. BPHS, Departemen dan Organisasi Intra Gereja:
i. Penasihat Sinode = 03 orang
ii. Badan Pengurus Harian Sinode = 09 orang
iii. Departemen Sinode = 08 orang
iv. STT, YPPGI, YAPKI dan AMKI = 08 orang
b. Kordinator Klasis KINGMI = 11 orang
c. Badan Pengurus Klasis KINGMI:
i. Utusan 71 Klasis X 6 orang Badan Pengurus = 432 orang
ii. Utusan 71 Biro Klasis X 4 orang Pengurus = 284 orang
iii. Utusan Profesional 71 Klasis X 2 orang = 142 orang
d. BPP GKII = 03 orang
e. Misi C&MA dalam/luar negeri = 05 orang
f. Undangan/Peninjau = 220 orang
g. Panitia = 250 orang
Tota Keseluruhan = 1.445 orang |
E. TATA TERTIP DAN PAKAIAN PARA PESERTA
Taat tertip dan pakaiannya antara lain:
1. Tata Tertip:
Tata tertip peserta Konferensi Sinode ke IX Gereja KINGMI di Tanah Papua antara lain: 1) Peserta wajib nebdaftarkan diri di Sekertariat Panitia untuk memperoleh perlengkapan peserta Konferensi Sinode IX; 2) Peserta wajib mengikuti setiap kegiatan sesuai dengan jadwal yang ada; 3) Peserta dan Panitia wajib menggunakan kartu nama selama berada di lokasi Konferensi Sinode IX; 4) Peserta wajib menitipkan kunci kamar pada resepsionis saat meninggalkan kamar; 5) Peserta tidak boleh meninggalkan lokasi Konferensi Sinode IX tanpa seijin Panitia; 6) Panitia menyediakan transportasi/kendaraan untuk peserta yang keluar lokasi dengan alasan belanja atau ada urusan yang berhubungan dengan Konferensi Sinode IX, 7) peserta yang sakit harap menghubungi panitia sie kesehatan untuk mendapat tindakan medis; 8) Peserta tidak diperkenankan berganti-ganti kamar tanpa seijin Panitia; 9) Peserta diharapkan berpakaian rapi dan sopan selama mengikuti Konferensi Sinode IX dan bagi setiap Ketua-Ketua Klasis dan Pimpinan organisasi memakai jas kependetaannya pada saat pembukaan dan penutupan Sidang Sinode; 10) Kebersihan, Ketenangan dan perlengkapan MCK di tempat penampungan tanggung jawab peserta; 11) Peserta yang tidak mematuhi tata-tertip akan diberikan sangksi; 12) Peserta membawah alat tidurnya masing-masing; 13) Peserta tidak diperkenankan menerima tamu selama Konferensi berlangsung; dan 14) Selama Sidang berlangsung HP dimatikan atau memakai tanda getar.
2. Pakaian:
Pakaian adalah: 1) Peserta diharapkan berpakaian rapi dan sopan selama mengikuti Konferensi Sinode IX Gereja KINGMI di Tanah Papua; 2) Peserta atau Panitia diharuskan mengenakan tanda peserta selama Konferensi Sinode IX Gereja KINGMI di Tanah Papua berjalan; dan 3) Bagi peserta atau hamba TUHAN yang mendapat tugas diwajibkan memakai jas lengkap dengan dasi.
Demikianlah kerangka acuan Sidang Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua.
BAB IV
KEGIATAN INTI
KONFERENSI SINODE KINGMI KE-IX
Lapangan terbukan Sinapuk di pusat kota Wamena ditutupi oleh lautan manusia pendukung Gereja KINGMI di Tanah Papua. Kegiatan Konferensi Sinode KINGMI yang berlangsung di Wamena dimeriahkan oleh ribuan Umat TUHAN yang datang dari berbagai penjuru baik dalam negeri maupun dari luar Negeri. Peserta Konferensi ini melebihi ketentuan yang ditentukan oleh Panitia Konferensi. Banyaknya Peserta Konferensi Sinode KINGMI yang ke IX diluar dugaan Panitia. Tidak hanya Umat yang ada di Papua Barat saja, tetapi Ada peserta dari Luar Papua, Ada peserta dari Papua New Guinea (PNG) Negara Tetangga, Ada peserta dari utusan C&MA datang menyaksikannya.
Konferensi yang telah berlangsung di Wamena ini diikuti dan dimeriahkan oleh berbagai suku bangsa yang berada di Tanah Papua dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam masyarakatnya masing-masing. Masyarakat suku Lani dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalamnya, Masyarakat suku Nduga dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalamnya, Masyarakat suku Damal dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalamnya, Masyarakat suku Dani dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalamnya, Masyarakat suku Pantai dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalamnya, suku Mee juga tidak ketinggalan dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di dalam sukunya, yaitu waita dan wiyani sambil melompat-lompat memutaar keliling lapangan Sinapuk untuk memeriahkan hari bersejarah ini dan bukan itu saja, banyak suku-suku yang mendiami di Tanah Papua dengan kebiasan yang berlaku telah memeriahkannya.
Dalam penyembutan peserta, menyambut peserta dengan ciri khas budaya yang berlaku di dalam masyarakat Lani. Demikian juga saat mengantar barang-barang makanan, minuman, bahan bakar, dsb untuk Konferensi Sinode atau Sidang Tertinggi Sinode Gereja KINGMI yang ke IX, mereka mengantar dengan dansa, lagu-lagu khas daerahnya masing-masing.
Yang paling unik yang kami rasakan sepanjang Konferensi atau Sidang Sinode ini berlangsung adalah “Semua peserta Konferensi diliputi oleh sukacita yang belum pernah rasakan sebelumnya” sehingga merasa kehilangan sukacita kalau keluar sebentar dari kegiatan yang meriah ini. Disamping kelompok puji-pujian dan penyembahan yang disiapkan oleh Panitia, banyak kelompok buji-pujian ciri khas budayanya masing-masing untuk memeriahkan Konferensi atau Sidang Sinode KINGMI yang Agung ini. Hal itu sama seperti yang terjadi “Pada pentahbisan tembok Yerusalem orang-orang Lewi dipanggil dari segala tempat mereka dan dibawa ke Yerusalem untuk mengadakan pentahbisan yang meriah dengan ucapan syukur dan kidung, dengan ceracap, gambus dan kecapi. Maka berkumpullah kaum penyanyi dari daerah sekitar Yerusalem, dari desa-desa orang Netofa, dari Bet-Gilgal, dari padang Geba dan Asmawet, karena para penyanyi itu telah mendirikan desa-desa sekitar Yerusalem.” (Nehemia 12:27-29).
Sebelum memulai Sidang Sinode Agung ini, Panitia telah menyiapkan para penyanyi dan pemain musik anak-anak KINGMI penerus Gereja yang terampil dan berbakat untuk mengawali dan mengakhiri Sidang Sinode dengan puji-pujian dan penyembahan seperti Yosua menyiapkan penyanyi-penyanyi untuk menghancurkan benteng Yerikho. Di halapan Gereja Bethel Mulele Wamena, dibangun panggung Konser lagu-lagu pujian untuk memuliakan TUHAN Pemilik Gereja KINGMI, itu telah dimeriahkan sebelum dua-tiga hari sebelum Sidang Sinode Agung ini dimulai sampai hari pertama Konferensi. Tidak berhenti disitu, para pemain dan penyanyi melanjutkan lagi di setiap pergantian hari dan pergantian Sidang-Sidang Sinode berlangsung. Setiap pagi mengawali Sidang-Sidang Sinode dengan kelompok Musik dan Penyanyi yang telah disiapkan Panitia dan pada sore/malam hari diakhiri dengan kelompok Musik dan Penyanyi yang telah disiapkan Panitia.
Sungguhpun demikian ada pula kekuranga-kekurangan yang digunakan oleh pengacau yaitu si Iblis yang tidak senang kalau kita ada di dalam cukacita yang meriah ini. Sehingga terjadi ketegangan antara Peserta dengan Peserta, Panitia dengan Peserta dan Pimpinan Sidang dengan Peserta. Ketegangan yang terjadi antara Panitia dengan Peserta karena tidak mengatur baik tempat penampungan sehingga banyak peserta yang titip di keluarga-keluarga yang ada di sekitar kota Wamena dan mengikuti Sidang Sinode dari sana , Panitia juga salah atur dalam memberikan makan sehingga satu kali peserta dari Kordinator Deiyai dan beberapa peserta dari Kordinator lain tidak sempat mendapatkan makan. Pernah juga terjadi ketegangan antara Pimpinan Sidang dengan Peserta, yaitu saat Pemilihan Ketua Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua tahun periode 2010-2015. Ada pula isu bahwa segelinsir orang yang mengklaim diri sebagai GKII akan datang mengacaukan Sidang Sinode KINGMI ini, benar beberapa orang datang, namun sebelum masuk di dalam pagar Gereja Bethel Mulele tempat Konferensi ini berlangsung, yang diduga pengacau dapat diamankan oleh Keamanan Konferensi Sinode KINGMI ke IX di luar pagar sana.
Jika TUHAN mau, ketegangan akan dihalau, kemustahilan akan dihalau, kemiskinan akan dihalau, musuh yaitu Iblis yang menciptakan kekacauan akan dihalau dan semua yang bertentangan dengan kehendak TUHAN akan dihalau dari kita. Karena TUHAN mau, Gereja KINGMI tetap eksis di Tanah Papua Barat ini untuk mewartakan kepada dunia bahwa “ROH TUHAN ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan ALLAH kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya.” (Yesaya 61:1-3).
Satu hal yang menjadi bukti bahwa “TUHAN MAU, KALAU GEREJA KINGMI HADIR DI TANAH PAPUA”, pada jam menunjukan pukul 03.00 WIP, ketegangan yang terjadi antara para Peserta dan Tim Formatur yang memimpin jalannya pemilihan Ketua Sinode KINGMI dan sementara itu sebuah kegelapan menyelimuti daerah sekitar sehingga walaupun dilingkungan sekitarnya sudah dikelilingi oleh lampu tetapi tidak memberikan terang yang baik karena terang dikalahkan oleh kegelapan. Namun demikin, setelah Pdt. Dr. Benny Giyai terpilih menjadi Ketua Sinode KINGMI periode 2010-2015, tiba-tiba ketegangan antara Peserta dan Tim Formatus serta Pimpinan Sidang teduh. Saat yang sama juga tadinya kegelapan mengalahkan terang lampu, tatapi sekarang sebuah siang yang kembali mengalahkan sinar lampu. Udarah cerah daerah sekitar yang diawali oleh kegelapan menunjukan kesenyumannya kepada dunia. Alam sekitarnya menyambut dengan senyum yang manis, Alam sekitarnya menerima dengan tertawa atas keputusan yang terjadi ini, apalagi manusia yang adalah mahluk mulia.
Selanjutnya saya menguraikan perjalanan kegiatan Konferensi Sinode atau Sidang Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua. Antara lain:
A. HARI PERTAMA, SENIN TANGGAL 21 JUNI 2010:
Hari Senin tanggal 21 Juni 2010 adalah hari yang dinanti-nantikan oleh Umat TUHAN Gereja KINGMI di Tanah Papua. Karena hari ini adalah hari dimana Umat TUHAN akan menyaksikan kemenangan bagi Gereja dan mendapat kekuatan untuk kemandirian Gereja KINGMI di Tanah Papua BERUBAH UNTUK MENJADI KUAT. Mulai dari sekitar pukul + 05.00 WIP lapangan Sinapuk yang ada di pusat kota Wamena sudah dipenuhi dengan masyarakat pendukung Gereja KINGMI di Tanah Papua sampai jam + 11.00 WIP mulai acara Pembukaan Konferensi Sinoden KINGMI ini dimulai.
Ribuan Umat KINGMI yang membanjiri kota Wamena mempunyai aktifitasnya masing-masing, semua kendaraan yang ada di kota Wamena seperti truk, bus, strada, mobil dsb sudah digunakan oleh Umat KINGMI. Bukan hari pertama saja tetapi sepanjang Konferensi KINGMI yang Akbar itu berlangsung. Ada yang mengangkut bahan makan, minuman, peralatan dapur, ada yang mengangkut kayu bakar dan ada pula yang menjemput para Umat KINGMI yang datang dari kampung-kampung untuk mengikuti dan mau mendengarkan langsung kemenangan yang akan disampaikan oleh Menteri Agama dan Makahma Agung yang akan diwakili oleh Bimbingan Masyarakat Kristen di Jakarta.
Yang paling menghebohkannya adalah setiap Umat KINGMI yang datang dari berbagai penjuru kota maupun kampung, masing-masing di tangan atau di kepala bahkan juga di kendaraan yang mereka tumpangi mempunyai kain yang berlogo KINGMI yang sudah disiapkan baik dari Panitia maupun disablon sendiri.
Sambil menunggu para undangan yang terhormat seperti dari Jakarta Menteri Agama dan Makahma Agung yang diwakili oleh Ketua Perhimpunan Umat Beragama, dari Jayapura Gubernur Papua yang diwakili oleh Wakil Gubernur Alex Hesegem, SE, dan di beberapa kota kabupaten di Papua mulai dari Bupati Jayawijaya John Wempy Wetipo, S.Sos, M.Par, Bupati Puncak Jaya Lukas Enembe, S.IP, Bupati Paniai Naftali Yogi, S.Sos, Bupati Pegunungan Bintang Drs. Welinton Wenda, M.Si., Bupati Yahukimo Ones Pahabol, SE. M.SM., Bupati Nduga Drs. Benny Arisoi, Bupati Tolikara Jhon Tabo, M.PA dan ribuat Umat KINGMI yang telah dipenuhi lapangan Sinapuk pusat kota Wamena, ada kelompok yang melakukan kegiatan Bakar Baru dengan puluhan kolam untuk ratusan babi yang akan dibungkus di samping lapangan untuk memberi makan kepada ribuan masyarakat yang berdatangan saksikan Acara Pembukaan Konferensi KINGMI, ada kelompok yang berdansa-dansa (waita, wiyani, ugaa) dalam ciri khas budayanya masing-masing.
Sebelum beberapa hari Acara Akbar Pembukaan Konferensi Sinode KINGMI ke IX ini dimulai, di ujung lapangan Panitia Konferensi sudah menyiapkan dua Panggung yang menghadap dari barat ke timur, satu untuk para undangan terhormat tetapi satu untuk Pemimpin Acara, Singer, Pemain Musik dan Pengkhotbah.
Waktu memulainya Acara Pembukaan tepat pukul + 09.00 WIP, tetapi karena berhubungan dengan lambatnya para undangan yang terhormat dari berbagai kota di seluruh Indonesia , maka acara pembukaan baru dimulai sekitar pukul + 11.00 WIP.
Di panggung pertama yang telah disiapkan diisi oleh para undangan yang ditunggu-tunggu oleh ribuan Umat KINGMI yang sudah memadati lapangan Sinapuk. Sementara di panggung yang kedua diisi oleh Pemimpin acara, Pemain Musik, Singers, Penyanyi, dan Pengkhotbah.
Rangkaian Acara Pembukaan sampai penutup dibawah Thema: “BERUBAH UNTUK MENJADI KUAT”, Sub Thema “Mewujudkan Pembaruan Yang Membawa Damai Sejahtera”, antara lain: pembukaan, lagu Indonesia Raya, Mars KINGMI, ibadah pembukaan, sambutan, penutup, dan istirahat/ramah tamah.
Pada kurang lebih jam 11.00 WIP, langsung dimulai Acara Pembukaan Konferensi Sinode KINGMI yang ke IX. Protokol dipandu oleh Bpk. John Sasarari, sedangkan ibadah inti dipimpin oleh Bpk. Marthen Mauri, S.Th., dibantu oleh para penyanyi (singers), pemain musik serta tamborin dari anak-anak Sekolah Minggu penerus Gereja KINGMI. Di tengah-tengah ibadah inti diisi dengan Paduan Suara dari Jemaat Bethel Mulele tidak kalah penting juga frakment dari Suku Mee ketika Injil masuk pertama kali di Paniai dan Suku Lani ketika Injil pertama kali masuk di lembah Balim. Tetapi paling meriah lagi bahwa sebuah pujian dari seorang anak perempuan pemerus Gereja KINGMI yaitu YENNY SEMULINA EDOWAY dengan sebuah pujian yang dikarang oleh Bapanya Semuel Edoway, S. IP. , (Alm.), kata-katanya seperti ini: “Bersyukur karena KINGMI telah kembali, marilah kita menerima dengan damai. Walaupun orang tuaku tiada, tetapi kami sebagai generasi baru akan kami gantikannya. Generasi muda KINGMI bangkit bersatu untuk mencari jiwa bagi TUHAN” dsb. Tidak sedikit orang dari ribuan Umat yang sudah memadati sebelumnya mencucurkan air mata termasuk saya sendiri.
Dalam ibadah pembukaan Konferensi Sinode, khotbah disampaikan oleh Pdt. Dr. Benny Giyai. Teks khotbah diambil dari Mazmur …… Di dalam khotahnya sebuah kalimat yang pernah saya kutip bahwa “Setiap orang menjadi Musa bagi dirinya sendiri, keluarga dan sesama manusia, mengetahui dan menyesuaikan situasi yang semakin berubah ini. Supaya kita jangan terjebak ke dalam situasi yang tidak menguntungkan di pihak pribadi keluarga dan sesama manusia. Menyelamatkan pribadi keluarga dan sesama manusia adalah tugas kita bersama baik pribadi maupun tugas lembaga.”. Pengkhotbah juga menyampaikan bahwa “Kita menata bersama perahu KINGMI ini kedepan untuk menyelamatkan pribadi, keluarga dan sesama manusia”. Disamping itu ia juga menyampaikan bahwa “Kita yang hadir disini, jika seribu jiwa, maka seribu lilin yang sedang menyala. Menjaga lilinnya masing-masing supaya tetap nyala. Seribu potensi yang disimpan TUHAN di dalam diri kita. Kembangkanlah itu untuk memajukan Gereja TUHAN di Tanah Papua.”
Selesai ibadah inti, dilanjutkan dengan sambuta-sambutan. Kata sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Panitia sekaligus dengan Laporan Ketua Panitia. Selanjutnya kata sambutan disampaikan oleh Menteri Agama dan Makahma Agung yang diwakili oleh Ketua Perhimpunan Umat Beragama seluruh indonesia . Dalam kata sambutannya ia menyampaikan “Selama ini saya merasa di Tanah Papua ini tidak ada orang yang nasionalisme atau tidak cinta kepada NKRI, ternyata di Papua juga cinta terhadap tanah air kita Indonesia” ia juga menambahkan bahwa “Kita harus menjaga Tanah ini, kita harus membangun kedamaian di antara sesama kita dan kita harus menjaga kerukunan antar umat beragama karena itulah tugas dan panggilan semua umat dari agama manapun”. Disamping itu sebuah kalimat yang menenangkan, memuaskan dan menyembuhkan Umat KINGMI yang tidak tenang, tidak puas, dan luka batin selama lima tahun belakangan ini yaitu “MASALAH ANTARA UMAT KINGMI DAN GKII, TELAH DITOLAK OLEH PENGADILAN TINGGI MAHKAMA AGUNG DI JAKARTA, ALIAS UMAT KINGMI MENANG” Mendengar hal itu, ribuan Umat KINGMI yang sedang duduk di lapangan terbuka mengikuti rentetan acara pembukaan Konferensi Sinode, bangkit berdiri menyambut dengan meriah. (Untuk lebih jelasnya surat dari Mahkama Agung terlampir di belakang). Dalam kesempatan yang sama juga, ia berkata kepada Umat KINGMI bahwa “KEMENANGAN UMAT KINGMI, BUKAN MENCIPTAKAN KESEMPATAN UNTUK SALING MEMUSUHI, TETAPI KEMENANGAN ADALAH ALAT UNTUK MEMPERSATU DAN MEMBANGUN KEDAMAIAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI TANAH PAPUA MAUPUN INDONESIA”.
Kata sambutan selanjutnya disampaikan oleh Wakil Gubernur Alex Hesegem, SE. di dalam kata sambutanya ia menjelaskan “Dalam pembangunan Papua kedepan, membutuhkan keterlibatan kita semua. Seperti amanat Gubernur bahwa membangun Papua dari kampung telah kami lakukannya. Gereja dan pemerintah adalah mitra kerja. Pemerintah dalam embangunan Papua membutuhkan keterlibatan Gereja. Gereja berkapasitas sebagai abdi TUHAN harus bekerja sama untuk menciptakan Papua baru”. Ia juga menyampaikan bahwa “Selama ini saya telah mengamati bahwa di antara Gereja dan Pemerintah terdapat jurang pemisah, sehingga tidak pernah ketemu. Oleh karena itu, kesempatan ini saya menegaskan kepada para pemimpin Gereja maupun agama-agama di Papua, membangun kemitraan untuk membangun Papua baru yang kita impikan bersama”.
Selanjutnya kata sambutan terakhir disampaikan oleh Ketua Sinode KINGMI di Tanah Papua Pdt. Seblum Karubaba, S. Th., M.A., di dalam sambutannya empat hal yang telah diuraikannya, antara lain: “Pertama; keberadaan Sinode di Tanah Papua memeberikan kesejukan bagi Umat KINGMI sekalipun Pengurus GKII Pusat menggugat keberadaan Sinode ke pengadilan. Kedua; di tengah gugatan ke pengadilan oleh Pengurus GKII Pusat tidak mematahkan semangat Umat KINGMI, tetapi memiliki rasa tanggung jawab untuk mengembangkan pelayanan, penginjilan dilakukan, pos pelayanan dibuka, pos menjadi jemaat mandiri, Klasis Persiapan dibuka. Suatu perubahan terjadi karena TUHAN berkehendak. Kita melakukan tri panggilan Gereja yaitu bersaksi, bersekutu dan melayani. Ketiga; Dalam semangat pemulihan organisasi Sinode, ROH KUDUS berkenan untuk membarui Umat-Nya, ibadah ditingkatkan, ikatan-ikatan dosa dilepaskan, dan dukungan terhadap pekerjaan TUHAN terasa di mana-mana. Keempat; pengakuan terhadap keberadaan Sinode KINGMI dari pemerintah dan seluruh Denominasi di Tanah Papua. Diakomodir sebagai Anggota Forum Kerukunan Unat Beragama (FKUB) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) Propinsi Papua dan Papua Barat. Didominasi sebagai Sinode dalam kategori A yang memiliki Umat terbanyak setelah GKI di Tanah Papua. Semua yang tela kita kerjakan tentu membawah kemuliaan Nama TUHAN. Selanjutnya ia juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung untuk Gereja KINGMI, baik interen Gereja, Gereja sahabat, maupun kepada Pemerintah yang telah mendukungnya.
Terakhir Ketua Sinode pesan kepada semua Umat KINGMI bahwa: “Melalui Konferensi ini kita dikaruniai visi dan misi seperti Yusuf, Musa, Yosua, Nehemia, Paulus, Debora, Ester, Elisa Gobay, Matias Tebay, Zakheus Pakage, Daniel Haluk, Melkias Kiwak, yang berjuang untuk membebaskan nasip bangsanya dari penindasan, kebodohan, kemiskinan. Mereka adalah bintang-bintang yang menerangi kegelapan. Mereka telah menunjuk jalan kepada Warga KINGMI puluhan tahun silam, untuk memperoleh keselamatan (Yesaya 58:12)”. Ia juga menambahkan “Sampai saat ini pun terdengar ratapan dan tangisan dari umat. Oleh karena itu melalui moment ini menyikapinya dengan meneladani tokoh-tokoh di atas untuk menuntun Umat kepada rumput yang hijau dan ke air yang tenang”.
Sekitar jam + 04.00 WIP ditutup Pembukaan Konferensi Sinode KINGMI yang sekaligus melanjutkan dengan pembagian makan siang. Dibagikan secara ciri khas orang-orang gunung bagian timur yaitu Suku Lani. Sungguhpun setelah selesai acara pembukaan Konferensi Sinode KINGMI di Tanah Papua, banyak kegiatan yang harus diisi namun karena terlambat memulai acara dan acar juga panjang sehingga tidak melaksanakannya.
B. HARI KEDUA, SELASA TANGGAL 22 JUNI 2010:
Hari yang kedua, tangga 22 Juni 2010 jam 06.00 dibuka dengan Ibadah pembukaan (Meditasi Pagi) yang dibantu oleh kelompok penyanyi, pemain musik dan tamborin. Penjelasan Ketua Panitia Konferensi tentang perjalanan Konferensi beberapa hari ke depan.
Usai penjelasan Ketua Panitia Konferensi, dilanjutkan dengan sidang Pleno 1 untuk menetapkan Peserta, Acara, Tata Tertip, Pimpinan Sidang Dan Penasihat Sidang. Dalam kesempatan ini perdebatan yang panjang menghabiskan waktu sehingga kegiatan yang lain seperti sidang-sidang pleno yang lain tertunda.
Sekitar pukul 02.00 WIP sampai pukul 03.00 WIP siang, dilanjutkan dengan makan siang. Jam 03.00 WIP dilanjutkan dengan sidang Pleno 2 yang langsung dipimpin oleh Pemimpin Sidang. Dalam Sidang Pleno 2, diberi kesempatan kepada Badan Pengurus Harian Sinode KINGMI untuk menyampaikan laporan pertanggung jawaban selama satu periode kepemimpinannya dari tahun 2006 sampai 2010. Dalam laporan pertanggung jawabannya, Ketua Sinode Pdt. Seblum Karubaba, S.Th. MA menjelaskan apa yang telah ia lalukan entah baik atau buruk. Ia juga memintah maaf kepada Umat KINGMI atas ibadah hari Minggu diganti dengan hari Sabtu. Usai menyampaikan Laporan Pertanggung Jawabannya, ia menyampaikan kepada Umat KINGMI bawah walaupun kami telah melakukan kekeliruan, keluarga kami akan mati dan hidup bersama Gereja KINGMI di Tanah Papua. Para peserta menyambut tepuk tangan yang meriah.
Selanjutnya Laporan Keuangan dilanjutkan oleh Bendaharan Sinode Pdt. Agus Tebay, S.Th. dalam kesempatan ini terjadi ketegangan antara para peserta karena bendahara menyampaikan hanya tahun 2009-2010 saja, sementara dari tahun 2006 hingga tahun 2008 tidak dilaporkannya. Dan itu juga tidak sesuai dengan apa yang telah disumbangkan oleh Jemaat di lapangan. Banyak tanggapan yang dilontarkan oleh para peserta, ada yang berkata: “karena ada banyak nomor rekening” ada pula yang berkata: “di dalam Badan Pengurus Sinode banyak tangan”, dan ada pula berkata: “tidak kerja sama antara Badan Pengurus Sinode di Periode ini”dsb. Banyak Klasis yang kecewa atas kinerja Badan Pengurus Harian Sinode KINGMI di Tanah Papua lebih khusus Laporan Bendahara Sinode selama satu periode transisi ini, sehingga ada Ketua Klasis yang datang menyampaikan di depan atas Laporannya Keuangan yang telah mereka setor ke Badan Pengurus Sinode Gereja KINGMI. Badan Pengurus Sinode tidak berkomentar apa-apa. Sementara itu Tim Peneliti Keuangan Sinode membenarkan bahwa “manajemen keuangannya perlu diperbaiki, karena laporan keluangannya tidak diterima dan tidak benar”.
Perdebatan yang panjang sehingga Materi Semiar yang mau disampaikannya tidak jadi. Karena jauh malam lewat jam makan, Pimpinan Sidang menutup Sidang Pleno ini dengan doa sekaligus doa makan. Diakhiri dengan Ibadah malam.
C. HARI KETIGA, RABU TANGGAL 23 JUNI 2010:
Hari ketiga rabu tanggal 23 Juni 2010, jam 06.00 pagi seperti biasa, setelah sarapan pagi, dilanjutkan dengan Ibadah pembukaan (Meditasi Pagi) yang dibantu oleh kelompok penyanyi, pemain musik dan tamborin untuk mengawali Sidang-Sidang hari ini.
Jam selanjutnya diisi dengan Ceramah. Materi Ceramah pertama disampaikan oleh Bpk. Pdt. Dr. Benny Giay, dengan Judul: “BERUBAH MENJADI KUAT-MENJADIKAN PAPUA TANAH DAMAI”. Dalam materi ceramahnya ia kembali menegaskan bahwa “Di dalam diri Anda terdapat banyak kelebihan yang disembunyikan TUHAN. Kelebihan itu ibarat lilin-lilin yang menyala di tengah-tengah kegelapan. Pasti Anda akan dihadapkan dengan tiupan angin yang kencang untuk dipadamkan lilin yang sedang nyala. Tugas Anda adalah menjaga dan mengembangkannya supaya dengan sumbangsi dari Anda Umat TUHAN akan berubah menjadi kuat dan menjadikan Papua Tanah Damai”. Ia juga menambahkan “Kelebihan yang TUHAN taru di dalam Anda, janganlah sembunyikan di bawah gantang, tetapi nyatakanlah supaya dapat dinikmati dan diterima oleh orang lain. Karena kelebihan yang TUHAN berikan adalah untuk kepentingan semua orang”.
Jam selanjutnya dilanjutkan dengan ceramah lagi. Dalam kesempatan ini, Materi Ceramah disampaikan oleh Bupati Puncak Jaya Bpk. Lukas Enembe, S. IP., dengan judul: “POLITIK DAN PENDETA JEMAAT”. Di dalam penyampaian materi ceramahnya ia menyinggung perkembangan baik sisi pembangunan fisik, non fisik maupun keadaan Keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya. Ia meminta kepada semua pihak, “Saya membutuhkan bantuan dari semua pihak, lebih khusus lagi kepada Gereja dalam menyelesaikan masalah yang ada di sana . Karena gangguan keadaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya sehingga pembangunan kami terganggu”. Ia menambahkan juga bahwa “Di dalam Pembangunan segala bidang untuk kemajuan sebuah bangsa, peranan Gereja dapat memberikan sumbangsi yang besar. Mengapa dikatakan demikian, Gereja paling dekat dengan Umat (Masyarakat) di akar rumput”. Mendengar hal itu, banyak peserta yang telah menanyakan Bpk. Lukas Enembe berkapasitas sebagai Bupati Puncak Jaya untuk menangani masalah di Kabupatennya. Ada pula yang tidak terima kalau Bupati memberikan kesempatan kepada pihak Polisi dan TNI, tetapi harus ditangani langsung oleh Bupati sendiri.
Jam selanjutnya Pimpinan Sidang memimpin Sidang untuk pembagian Komisi-Komisi yang akan membahas tentang Program-program selama tahun periode baru ini. Rapat Komisi menghabiskan beberapa jam. Komisi-komisi terdiri dari A, B dan C. Komis A membahas tentang Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) di Tanah Papua. Komisi B membahas tentang Pelayanan rohani (PI), pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan dalam lingkungan Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) di Tanah Papua. Sedangkan Komisi C membahas tentang Manajemen, serta Doa, Dana, Data dan Data (D-4) dalam lingkungan Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) di Tanah Papua.
Selesai rapat komisi, dilanjutkan dengan laporan komisi. Komisi A melaporkan hasil rapatnya, selanjutnya disusul dengan Komisi B memaparkan hasil rapatnya.
Jam selanjutnya diisii dengan materi Ceramah. Ceramah ini disampaikan oleh Bupati Kabupaten Paniai Bpk. Naftali Yogi, S. Sos, dengan judul: “KADER-KADER GEREJA DALAM MEWUJUDKAN MISI GEREJA UNTUK BERUBAH MENJAIDI KUAT”. Dalam ceramahnya ia menyampaikan “Kami adalah kader-kader Gereja bahkan anak-anak dari pioner Gereja KINGMI, tugas dari kita bersama adalah untuk menjaga Gereja dan mendukung Gereja adalah tugas kita bersama”. Disamping itu ia juga menjelaskan bahwa “Tidak dapat disangkal oleh siapapun juga bahwa Pemerintah adalah wakil ALLAH untuk itu pemerintah bertindak sebagai hamba ALLAH dalam setiap lini pembangunan, apalagi kita adalah kader-kader Gereja”. Mendengar hal itu peserta dari Manokwari menanyakan penanganan terhadap minuman keras (miras), dan pengawasan terhadap anak-anak dari Paniai. Karena anak-anak Paniai yang Sekolah di Manokwari kadang terlibat dalam miras sehingga tidak Sekolah baik. Ia menjawab “Semampu kami telah kami lakukan, seperti menjaga pintu-pintu masuknya barang-barang haram, menutup tempat-tempat bandar miras. Dan kami telah diundang-undangkannya”. Namun demikian semuanya itu berlaku di Kabupaten Paniai yang ia pimpin. Belum yang di kota-kota yang lain. Untuk menanggulangi kenakalan anak-anak muda ini, dari Pemda bersama pihak Gereja membentuk tim untuk memberikan pemahaman-pemahaman yang alkitabiah. Bupati juga menyampaikan kepada para peserta bahwa “Dalam rangka Mengkaderkan Dalam Mewujudkan Misi Gereja Untuk Berubah Menjadi Kuat, Pememerintah siap membantu anda yang berminat mengembangkan usaha-usaha model apapun”. Sehingga banyak orang memasukkan surat memintah bantuan dari Pemerintah untuk membuka usaha, besoknya ia menanggapi dan mengabulkan permintaan dari mereka.
Selanjutnya semua kerangkaian Sidang demi Sidang serta rapat komisi dari hari ini diakhiri dengan ibadah malam.
D. HARI KEEMPAT, KAMIS TANGGAL 24 JUNI 2010:
Hari keempat, Kamis tanggal 24 Juni 2010, jam 06.00 pagi seperti biasa, setelah sarapan pagi, dilanjutkan dengan Ibadah pembukaan (Meditasi Pagi) yang dibantu oleh kelompok penyanyi, pemain musik dan tamborin untuk mengawali Sidang-Sidang hari ini.
Jam berikutnya mengisi dengan Materi Ceramah. Ceramah ini disampaikan oleh Bupati Jayawijaya John Wempy Wetipo, S.Sos. M.Par, dengan judul: “PERANAN GEREJA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI BUDAYA”. Dalam ceramahnya menjelaskan apa yang telah ia lakukan dalam wilayah kerja kabupaten Jayawijaya. Ia menyampaikan bahwa “Cantoh konkritnya ialah semua bangunan baik rumah pribadi maupun ruko-ruko serta toko-toko yang ada di Kota Wamena yang bermodelkan honai yang dicat dengan cat hijau. Bangunan yang bermodelkan honai Artinya membangun kota dalam konteks kebudayaan yang berlaku di Kabupatennya. Demikian juga cat hijau melambangkan sebuah warna pertumbuhan, artinya pembangunan Kabupaten Jayawijaya dalam segala aspek harus bertumbuh”. Ia juga menyampaikan “Saya sudah membantu kendaraan di setiap Gereja memiliki kendaraannya masing-masing. Sisi Pendidikan, Tanah saja kami sudah beli di Swis dengan harga 3 Milyar. Kami kirim anak-anak kami bukan hanya di dalam negeri saja tetapi di luar negeri dengan tujuan kembali membangun Jayawijaya”. Ia juga menyinggung keberadaan dirinya dalam Gereja, yaitu: “Soal Gereja, saya adalah seorang KINGMI, tetapi berkapasitas sebagai sorang pemerintah saya orang umum”. Pada intinya untuk menjaga Gereja ini adalah tugas kita bersama. Oleh karena itu membutuhkan keterlibatan kita dari semua pihak untuk mewujudkan visi dan misi Gereja KINGMI di Tanah Papua.
Jam selanjutnya diisi dengan laporan komisi, yaitu komisi C melaporkan hasil rapatnya. Komisi C membahas tentang Manajemen Gereja, serta Doa, Dana, Data dan Data (D-4) dalam lingkungan Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) di Tanah Papua. Selesai melaporkan hasil rapat dari komisi C, dilanjutkan dengan materi ceramah. Ceramah ini diisi oleh Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang Drs. Welinton Wenda, M.Si., dengan judul: “STRATEGI PEMBANGUNAN ALA PAPUA”. Semua uraiannya tidak lepas dari penyampaian bupati-bupati sebelumnya. Ia juga menyampaikan apa yang telah ia lakukan di dalam Kabupatennya selama menjabat sebagai Bupati Pegunungan Bintang. Menyinggung pula bahwa bagaiama mengembangkan bakat-bakat yang dimiliki oleh kita untuk kepentingan kita bersama. “Jangan membiarkan bakat-bakat yang anda miliki membusuk tanpa mengembangkannya. Marilah kita tuangkan bakat-bakat yang tersimpan di dalam kita melalui perbuatan nyata di lapangan. Karena itulah sumber kehidupannya”.
Habis Ceramah ini dilanjutkan dengan lanjutan Pleno. Dalam rapat Pleno kali ini Pimpinan Sidang memilih Badan Formatur yang akan memimpin Pemilihan Badan Pengurus Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua periode 2010-2015.
Jam selanjutnya diisi dengan Materi Ceramah. Ceramah ini disampaikan oleh Bupati Yahukimo Ones Pahabol, SE. M.SM., dengan judul: “STRATEGI PEMBANGUNAN SDM DI PAPUA”. Semua penyaji materi tidak keluar dari penyampaian sebelumnya. Yaitu bagaimana menata hidup dan Gereja ini untuk masa depan yang lebih baik dari hari kemaring. Ia menyampaikan bahwa “Kita semua mengetahui bahwa Kabupaten Yahukimo selalu dilanda oleh bencana demi bencana. Namun demikian, dalam situasi yang demikian, Pemerintah Yahukimo tidak patah semangat untuk membangun dan menata masyarakatnya. Untuk mewujudkan Strategi Pembangunan Sumber Daya Manusia di Papua, pemerintah jangan tinggal diam tetapi memiliki kebijaksanaan dalam menghadapi masalah”. Pada intinya bahwa bagaimana pemimpin menjadi bijaksana dan masyarakatnya menjadi pendukung dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam pembangunan untuk kepentingan bersama.
Sebenarnya dalam jadwal, hari Kamis tanggal 24 Juni 2010 jam 01.00 sore setelah makan siang sampai selesai, diisi dengan Pemilihan Badan Pengurus Inti Sinode Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) di Tanah Papua, namun karena banyak waktu yang terbuang hanya untuk satu-dua masalah, sehingga Pemilihannya ditunda sampai besok hari. Setelah menyelesaiakan semuanya itu, sebagaimana biasa dilanjutkan dengan Ibadah Penutup.
E. HARI KELIMA, JUMAT TANGGAL 25 JUNI 2010:
Hari kelima, Jumat tanggal 25 Juni 2010, jam 06.00 pagi seperti biasa, setelah sarapan pagi, dilanjutkan dengan Ibadah pembukaan (Meditasi Pagi) yang dibantu oleh kelompok penyanyi, pemain musik dan tamborin untuk mengawali Sidang-Sidang hari ini.
Setelah Ibadah selesai, tidak langsung masuk pemilihan tetapi diisi dengan Materi Ceramah. Ceramah ini disampaikan oleh Bpk. Bertus Tabumi, ST. , pegawai Pemda Propinsi Papua yang membidani koperasi, dengan judul: “STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI BERBASIS JEMAAT”. Semua penyampaiannya tidak jauh bedah dengan apa yang telah disampaikan sebelumnya. Bahwa bagaimana mengembangkan koperasi-koperasi dari di tingkat Jemaat-Jemaat untuk membiayai kebesaran Gereja. (Untuk lebih jelasnya bisa dapat dilihat di Bab V).
Jam selanjutnya Pimpinan Sidang membacakan Syarat-Syarat Anggota Badan Pengurus Sinode KINGMI di Tanah Papua. Setelah membacakan sebagian besar para peserta Konferensi Sinode KINGMI protes terhadap satu poin yang dimuat dalam Rancangan Tata Tertip Sidang bab XIII tentang SYARAT-SYARAT ANGGOTA BADAN PENGURUS SINODE KINGMI yang diambil dari ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) yang berbunyi “Warga Negara Indonesia asli dan tidak pernah terlibat dalam politik praktis”. Setelah perdebatan memakan waktu yang panjang, selanjutnya Pimpinan Sidang menyampaikan tata cara pemilihan Ketua Sinode KINGMI.
Badan Formatur memberikan kesempatan beberapa jam kepada setiap Korditator-Kordinator yang tersebar di Tanah Papua untuk menentukan Bakal Calon Ketua Sinode KINGMI di Tanah Papua. Panitia juga memberikan formulir kepada Kordinator masing-masing untuk selanjutnya para calon mengisi indentitasnya dibawah tanda tangan semua Klasis dan calon yang telah dicalonkan dari Kordinator tertentu.
Setelah beberapa jam kemudian, Badan Formatur yang dibantu oleh Panitia, mengumpulkan kembali Formulir tersebut. Di dalamnya belasan orang calon yang masuk. Setelah badan formatur bertanya siap atau tidak, tujuh (7) orang yang siap maju bertarung dalam pemilihan Ketua Sinode KINGMI di Tanah Papua.
Badan Formatur dan Panitia tidak dapat melanjutkan lagi karena sudah jauh malam, akhibat Umat KINGMI dari suku Nduga membawah datang masakan tradisional Bakar Batu dan bagi juga seperti kebiasaan mereka sehingga banyak jam untuk Pemilihan Ketua Sinode KINGMI terbuang. Setelah menyelesaiakan semuanya itu, sebagaimana biasa dilanjutkan dengan Ibadah Penutup.
F. HARI KEENAM SABTU TANGGAL 26 JUNI 2010:
Hari keenam, Sabtu tanggal 26 Juni 2010, jam 06.00 pagi seperti biasa, setelah sarapan pagi, dilanjutkan dengan Ibadah pembukaan (Meditasi Pagi) yang dibantu oleh kelompok penyanyi, pemain musik dan tamborin untuk mengawali Sidang-Sidang hari ini.
Hari sabtu adalah hari diluar jadwal yang telah ditetapkan oleh Panitia Konferensi Sinode, tetapi karena hanya berbicara tentang satu masalah tanpa menghasilkan apa-apa sehingga membuang waktu. Untuk pemilihan selanjutnya berdebat tentang siapa yang berhak memilih dalam pemilihan Ketua Sinode KINGMI. Badan Formatur yang telah dipilih para peserta mengajukan menawarkan bahwa yang berhak memilih adalah Ketua-Ketua Klasis dan Ketua-Ketua Korditanor untuk mewakili semua peserta yang datang. tetapi para peserta menolak. Hanya masalah sepeleh saja memakan waktu yang panjang, sehingga mulai pemilihan dilanjutkan setelah makan siang.
Sementara para peserta makan siang, Tim Formatur mengundang para Ketua-Ketua Klasis dan Ketua-Ketua Kordinator serta Badan Pengurus Harian Sinode KINGMI yang telah dideportasikan oleh Pimpinan Sidang. Setelah pembahasan yang panjang, akhirnya mengambil kesepakatan bahwa yang berhak memilih adalah 12 peserta dari setiap Klasis berhak memberikan hak suaranya.
Sebelum pemilihan ketua Sinode ini berlangsung, Badan Formatur memberikan kesempatan kepada tujuh calon Ketua Sinode untuk menyampaikan visi, misinya. Kira-kira 2 jam mereka telah menggunakan untuk memaparkan visi dan misinya masing-masing setelah terpilih menjadi Ketua Sinode KINGMI.
Sekitar jam 03.00 WIP., Badan Formatur yang dibantu oleh Panitia menyuruh para peserta Konferensi dipersilahkan keluar dari dalam Gereja. Di dalam Gereja, tujuh (7) orang yang siap dipilih sebagai Ketua Sinode duduk di depan. Untuk selanjutnya badan Formatur memanggil masing-masing Kordinator dengan Klasisnya memasuki ke dalam Gereja memberikan hak suaranya. Para peserta Konferensi yang berhak memberikan hak pilihnya antri di pintu masung Gereja KINGMI Jemaat Bethel Mulele sesuai dengan masing-masing Klasisnya. Masuk di dalam Gereja telah memberikan hak pilihnya masing-masing. Sekitar pukul 10.00 malam telah menyelesaikan putaran pertama seperti Rancangan Tata Tertip (Tatip) Sidang Konferensi Sinode ke IX Pasal X, ayat 5. “Dalam putaran pertama, pemilihan diadakan untuk memperoleh dua calon dengan suara terbanyak.” Dalam putaran pertamanya suara terbanyak oleh Pdt. Seblum Karubaba, S.Th. MA dan disusul oleh Pdt. Dr. Benny Giay, sehingga memenuhi syarat untuk melanjutkan putaran kedua.
Sebelum melanjutkan putaran keduanya, Badan Formatur memberikan kesempatan kepada kedua calon untuk menyampaikan pendapatnya. Pdt. S. Karubaba menerima sampai putaran pertama, sementara Pdt. B. Giay memberikan kepada badan Formatur dan peserta pemilih. Karena sudah jauh malam kira-kira pukul 11.00, Badan Formatur bertanya lagi kepada peserta bahwa apakah pemilihan putaran kedua ini kita hanya koalisi, atau mewakili hanya Ketua-Kelua Klasis? Tetapi tidak diterima oleh peserta pemilih. Akhirnya walaupun untuk melakukan pemilihan ulang sudah jauh malam, Badan Formatur lebih memilih dengan apa yang ada di dalam Rancangan Tata Tertip (Tatip) Sidang Konferensi Sinode ke IX Pasal X, ayat 6 bahwa: “…setelah putaran pertama, Badan Formatur harus menetapkan dan mengajukan dua calon yang mendapatkan suara terbanyak untuk dipilih langsung oleh peserta resmi, yang dilakukan secara bebas dan rahasia pada putaran kedua menjadi Ketua BPS”. Dan Pasal IX ayat 7 bahwa “Calon yang mendapat Suara terbanyak sesuai quorum dalam pemilihan, yaitu 5% tambah 1 (satu) suara peserta resmi, ditetapkan dan diangkat menjadi Ketua BPS”. Dengan demikian dalam pemilihan putaran kedua, terpilih menjadi Ketua Sinode KINGMI satu periode pelayanan (5 tahun) adalah PDT. DR. BENNY GIAY dengan jumlah suara 500. Sementara Pdt. Seblum Karubaba, S.Th. MA dengan jumlah suara 300.
Sekitar pukul 03.00 pagi subu, Badan Formatur memberikan kesempatan kepada Ketua Sinode yang terpilih untuk menyusun Kabinetnya. Setengah jam menyusun Kabinetnya mulai dari Ketua satu sampai departemen-departemennya. Kira-kira Jam 04,00 pagi langsung dipimpin acara pelantikan, serahterima jabatan serta perjamuan kudus. Pada pagi itu juga semua kerangkaian acara demi acara ditutup dengan doa.
BAB V
HASIL KONFERENSI SINODE KINGMI KE-IX
DAN
PROGRAM TAHUN 2010-2015
KLASIS WAGAAMO (PINTU MASUK INJIL)
Di dalam Konferensi Sinode Kemah Injil Gereja Masehi yang disingkat menjadi (KINGMI) di Tanah Papua yang paling meriah ini memutuskan bahwa keberadaan kita di dunia ini adalah dunia kerja untuk memenuhi kebutuhan ganda yakni jasmani rohani yang tidak dapat dijauhkan dari manusia, sepanjang manusia itu hidup dan berada di dunia ini.
Di dalam bagian ini penulis tidak menguraikan hasil-hasil yang telah diputuskan oleh Konferensi Sinode KINGMI di Tanag Papua. Namun demikian yang paling penting kami tuliskan di sini adalah bagaimana kita kembali ke kampung dan mengelolah sumber daya manusia (SDM) yaitu kelebihan-kelebihan yang disembunyikan TUHAN di dalam diri kita masing-masing untuk kita hidup dan berkarya dengan sumber daya alam (SDA) yang diberikan TUHAN untuk pribadi, sesama dan untuk kemuliaan TUHAN.
Untuk mewujudkan pelayanan TUHAN Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) yang paling mulia ini, membutuhkan bantuan dari tubuh yang tenang, sehat, sejahtera, damai, puas dan aman. Untuk itu dalam bab ini, penulis menguraikan kebutuhan sangat fital dari dua bagian tubuh manusia yang harus dipenuhi. Uraiannya antara lain:
A. KEBUTUHAN KESEJAHTERAAN HIDUP UMAT DAN GEMBALA.
Segala mahluk hidup yang ada di bawah kolong langit tidak terlepas dari kebutuhan di dalam kehidupannya sehari-hari menurut ragamnya. Segala kebutuhan itu dibutuhkan oleh mahluk yang hidup, bukan mahluk yang mati atau tidak bernyawa. Mahluk-mahluk itu satu diantaranya mahluk manusia. Setiap manusia yang ada di bawah kolong langit ini mempunyai kebutuhan masing-masing dalam kehidupannya, termasuk Umat KINGMI di dalam pelayanan.
Kebutuhan manusia itu selalu bertambah, karena manusia tidak merasa cukup dengan apa yang ada padanya. Macam-macam kebutuhan kesejahteraan hidup umat itu dibutuhkan menurut keadaan, kondisi, iklim, tempat dan waktu ialah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan kesejahteraan hidup Umat dan Gembala di Gereja KINGMI.
Setiap kebutuhan kesejahteraan hidup Umat dan Gembala tidak pernah orang membutuhkan tanpa faktor-faktor. Kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu :
1.1. Faktor alam.
Alam Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) yang begitu berfariasi dengan iklim dingin di bagian gunung dan panas di bagian pantai membuat bertambahnya kebutuhan Umat dan Gembala di dalam pelayanan. Seperti Kartono dan Titin Marlina menuliskan:
“Orang-orang yang tinggal di daerah tropis akan berbeda kebutuhannya dengan orang-orang yang tinggal di daerah dingin misalnya dalam hal pakaian, orang Indonesia tentu lebih suka yang terbuat dari kain katun atau kain tipis karena udaranya panas. Sedangkan orang-orang yang tinggal di Eropa atau di daerah kutup utara akan memilih pakaian yang dibuat dari woll atau kain yang tebal karena udaranya dingin”. (Kartono, dkk. 1995:10).
Kebutuhan Umat dan Gembala juga akan sangat berfariasi sesuai iklim yang ada. Oleh karena itu untuk menyelamatkan pelayanan pemberitaan Injil KRISTUS di Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil), maka harus dipenuhi kebutuhan sesuai iklimnya.
1.2. Faktor lingkungan.
Di lingkungan Pelayanan Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) jauh ke pelosok-pelosok tempat pelayanan. Kadang melalui laut, darat dan Udarah, oleh karena itu harus ada uang transportasi atau mempunyai transportasi untuk menlancarkan hubungan ke tempat-tempat pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua. Hal itu juga menjadi faktor bertambahnya kebutuhan Kesejahteraan hidup Umat dan Gembala dalam pelayanan.
1.3. Faktor penghasilan.
Di kawasan Pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) kekayaan alam selalu melimpah ruah sehingga meningkatnya penghasilan kita, lupa yang kuno tetapi barang-barang modern, seperti: Senter, lampu, generator, motor, mobil, Pakaian yang mahal, rumah yang mewah, dll. Tetapi pada kenyataannya lebih menambah kebutuhan kita. Karena ketika kita memiliki mobil, akan membutuhkan bahan bakar, sementara harga BBM meningkat terus setiap tahun.
1.4. Faktor peradaban.
Orang-orang yang duluh sebelum perubahan-perubahan itu terjadi, maka kebutuhannya terbatas, tetapi setelah perubahan-perubahan itu terjadi termasuk kehadiran beberapa Kabupaten baru dan Otomi Khusus bagi Provinsi Papua, maka kebutuhan juga meningkat karena kelimpahan uang, sehingga harga juga turut naik. Pada hal uang Otsus itu mendarat di orang yang punya ember. Hal itu juga tantangan bagi Umat dan Gembala di dalam pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) .
1.5. Faktor Agama / kepercayaan.
Berhubungan dengan Faktor Agama/ kepercayaan, jika ingin mau membangun beberapa bangunan, baik Kantor Klasis, Gedung Serba Guna, Aula, dan Beberapa Gedung Gereja. Dan selain itu juga jika membutuhkan buku-buku kepustakaan dan alat-alat musik, hal-hal tersebut di atas juga mempengaruhi Kebutuhan kesejahteraan hidup Umat dan Gembala di dalam Pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil).
1.6. Faktor waktu.
Kebutuhan waktu lalu tidak sama dengan waktu sekarang, dan kebutuhan hari esok juga tidak sama dengan kebutuhan saat ini, sama halnya dengan Drs. L. T. Sianturi, dan Dra. Rosmalina S. di dalam bukunya ‘Mata Pelajaran Ekonomi 1, Untuk SLTP Klas 1 Julid I’, bahwa “Aneka ragam kebutuhan manusia telah banyak mengalami perubahan dan perbedahan dari zaman ke zaman”, (Sianturi, dkk. 1994:20). Hal itu juga menjadi faktor mempengaruhi Kebutuhan Kesejahteraan Hidup Umat dan Gembala di dalam Pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil).
2. Kelangkaan atau Keterbatasan.
Jika kita mau memenuhi kebutuhannya harus ada pengorbanan. Pengorbanan itu berupa dana atau uang, barang ataupun tenaga. Agus dan Lilin Budiman memberikan suatu masukan kepada kita bagaimana usaha untuk memenuhi kebutuhan kita, bahwa : ”Tidak salah memang jika orang bekerja keras, dan jelas bahwa untuk menjadi sukses, kita harus bekerja keras”, (Agus, dkk. 2006 : 2). Manusia selalu dihadapkan dengan keterbatasan atau kelangkaan. Kelangkaan atau keterbatasan ini disebabkan karena di satu sisi barang dan jasa yang tersedia jumlahnya memang terbatas sedangkan di sisi lain kebutuhan manusia selalu bertambah. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
2.1. Pertambahan atau perkembangan penduduk.
Jika bertambah penduduk, maka tanah, barang tambang mineral, hutan, laut dan perairan, dan binatang-binatang semuanya tidak dapat menambah semuanya itu. Hal itu juga menambah kebutuhan ekonominya. Lebih bahaya lagi, ketika kekayaan alam Papua, seperti: tanah, barang tambang/mineral, hutang, laut dan perairan dan binatang-binatang hutang, laut dan udarah diambil secara ilegal; jika habis, orang tidak dapat menambah atau mengembalikannya lagi.
2.2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Oleh karena adanya pengaruh perkembangan/kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), maka warga Jemaat KINGMI lebih khusus Umat KINGMI Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) telah memiliki alat-alat modern dengan maksud mengurangi sebagian daripada kebutuhan mereka tetapi pada kenyataannya menanbah kebutuhan mereka. Hal itu disebabkan karena jika seseorang memiliki alat-alat modern, maka ia harus membutuhkan bahan bakar sedangkan harga melangit. Hal itu sebagaimana Drs. Kartono dan Titin Marlina menjelaskan dalam bukunya “Ekonomi Untuk SLTP, 1A”, antara lain:
“Zaman dahulu sewaktu manusia hidup sederhana kebutuhannya hanya terbatas pada alat-alat pemenuhan kebutuhan untuk dapat hidup dengan sederhana pula untuk makan, minum, pakaian, tempat tinggal. Sekarang di zaman modern ini manusia ingin memenuhi kebutuhannya sesuai perkembangan zaman yang modern pula sehingga di butuhkan barang dan jasa atau alat-alat yang jumlahnya dan ragamnya sangat banyak”, (Kartono, 1995:12).
Hal ini sangatlah jelas bahwa pengaruh perkembangan atau kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) itu juga menjadi tantangan kebutuhan kesejahteraan hidup Umat dan Gembala di dalam pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil).
2.3. Perubahan taraf hidup yang semakin baik.
Berhubung dengan perubahan taraf hidup yang semakin baik oleh Gembala dan Umat KINGMI Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) adalah : tadinya kita menggunakan koteka dan cawat (pakaian adat) untuk menutup kemaluan mereka, atap rumah dari alang-alang, paku dari rotang, dsb. dst. Tetapi akhir-akhir ini kita tidak lagi menggunakan hal-hal tersebut di atas. Kesemuanya itu disebabkan karena perubahan taraf hidup yang semakin baik. Hal itu bukan berarti bahwa karena perubahan taraf hidup yang semakin baik, akan mengurangi Kebutuhan Kesejahteraan Hidup Gembala dan Umat TUHAN dalam pelayanan, tetapi pada kenyataannya perubahan taraf hidup yang semakin baik itu mengundang kebutuhan yang lebih lagi dari yang ada. Lebih jelas juga diuraikan oleh Drs. Kartono dan Dra. Titin Marlina dalam bukunya “Ekonomi Untuk SLTP 1 A”, antara lain : “Taraf hidup yang semakin baik sebagai akhibat dari penghasilan yang semakin meningkat, mengakhibatkan kebutuhan manusia juga semakin banyak baik jumlahnya maupun ragamnya”, (Kartono, dkk. 1995:12).
2.4. Perubahan perkembangan tingkat kebudayaan.
perubahan perkembangan tingkat kebudayaan seperti cara berpakaian, cukur kumis, potong rambut, pakai dasi dan jubah, celana panjang, harus ada sepatu hitam yang dismer, dsb, dst, cara penampilan modern kebarat-baratan atau keindonesiaan lebih khususnya dalam berkhotbah atau berpidato; merasa bahwa yang baru atau modern itu datang dari atas dan harus memilikinya. Pada hal, itu adalah perubahan perkembangan tingkat kebudayaan yang datang disertai dengan berbagai kebutuhan atau hambatan bagi Umat dan Gembala dalam pelayanan. Lebih jelas diuraikan oleh Drs. Kartono dan Dra. Titin Marlina dalam bukunya “Ekonomi Untuk SLTP, 1A”, antara lain: “Tingkat Kebudayaan yang semakin maju seperti kita saksikan di kota-kota akan menyebabkan kebutuhan manusia yang berhubungan dengan hal itu juga terus bertambah”, (Kartono, dkk. 1995:12).
3. Macam-Macam Kebutuhan Kesejahteraan Hidup Gembala dan Umat KINGMI.
Kebutuhan adalah natural/alamiah tetap pada manusia tanpa pandang bulu/umur. Dari sekian banyak kebutuhan manusia itu dapat dikelompokkan menjadi empat golongan :
3.1. Kebutuhan manusia menurut tingkat kepentingannya.
Kebutuhan ini juga dapat dikatakan kebutuhan intensitasnya, artinya mendahulukan kebutuhan yang terpenting untuk dipenuhi lebih dahulu baru kemudian memenuhi kebutuhan lainnya. Dalam hal itu kebutuhan manusia dibedahkan menjadi tiga; yaitu:
3.1.1. Kebutuhan primer / pokok / utama.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi karena kalau tidak terpenuhi manusia akan merasakan kesengsaraan / bahaya, yakni: a) Makan dan minum, b) Pakaian, dan c) Perumahan. Ketiga hal ini adalah Kebutuhan primer/ pokok / utama, sebelum memenuhi kebutuhan yang lainnya.
3.1.2. Kebutuhan sekunder / kedua.
Kebutuhan sekunder juga sering disebut kebutuhan cultural, karena kebutuhan ini timbul sebagai akhibat perkembangan peradaban manusia. Kebutuhan sekunder akan dipenuhi apabila sudah dapat memenuhi kebutuhan primer yang tadi. Contoh : Kebutuhan akan alat-alat rumah tangga, kendaraan, pesawat televise.
3.1.3. Kebutuhan tersier / tingkat ketiga.
Kebutuhan ini juga disebut kebutuhan kemewahan atau kebutuhan luxe, yaitu kebutuhan yang dipenuhi apabila kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder terpenuhi. Contoh : Kebutuhan akan mobil mewah, pendinginan ruangan (AC), perhiasan dari permata atau berlian, rumah mewah / villa. Orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhan kemewahan biasanya berpenghasilan besar atau orang yang kaya.
Kita telah membagikan kebutuhan menurut tingkat kepentingan karena kita ada di Negara-Negara berkembang (miskin). Tetapi di Negara-Negara maju (kaya), tidak nampak tingkat kepentingannya.
3.2. Kebutuhan manusia menurut sifatnya.
Ditinjauh dari sifatnya dapat dibedahkan menjadi dua, yaitu:
3.2.1. Kebutuhan Jasmaniah / Material.
Kebutuhan jasmaniah / kebutuhan material disebut juga kebutuhan lahiriah yaitu kebutuhan memenuhi kepentingan jasmaniah, untuk melindungi, memelihara, dan mengembangkan pertumbuhan jasmani manusia. Contohnya: a) Makan dan minum untuk membangun tubuh agar kuat, b) Pakaian, topi, sepatu untuk melindungi tubuh dari rasa dingin maupun panas, dan c) Olah raga beserta beserta seluru peralatannya, rumah, kendaraan, perabot rumah tangga. Semua itu untuk kepentingan tubuh kita untuk kelancaran pelayanan TUHAN.
3.2.2. Kebutuhan Rohaniah / Spritual.
Kebutuhan rohani juga disebut kebutuhan rohaniah atau kebutuhan immaterial, yaitu kebutuhan untuk memenuhi keinginan jiwa seseorang. Jika kebutuhan rohani terpebuhi, maka jiwa dan perasaan orang itu akan puas dan kemudian merasa damai, tentram, tenang, senang, gembira, terhibur dan bahagia. Kebutuhan rohani juga dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Kebutuhan rohani/jiwa di dunia / sementara. Tempat-tempat hiburan, rekreasi, film, mendengar musik, menontong wayang, mendengarkan siaran radio atau TV, dan
b. Kebutuhan rohani/jiwa di surga/kekal. Mengasihi TUHAN (Hidup sesuai dengan kehendak-Nya sambil bekerja di ladang TUHAN) dan mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri yang telah diselamatkan KRISTUS. (Ul. 6:5; Mat. 22:37; Im. 19:18; Mat. 5:43).
3.3. Kebutuhan manusia menurut waktu pemenuhannya.
Kebutuhan manusia menurut waktu pemenuhannya, kebutuhan manusia dibedahkan menjadi dua, yaitu :
3.3.1. Kebutuhan Sekarang.
Sering disebut kebutuhan mendesak dan harus dipenuhi saat ini juga. Apabila tidak terpenuhi saat ini atau ditunda pemenuhannya maka akan menimbulkan kecelakaan, kerugian, atau bahaya yang tidak dapat dihindarkan. Kebutuhan sekarang juga dibagi menjadi dua, yaitu:
c. Kebutuhan Jasmani. Kebutuhan jasmaniah ialah sebagai berikut: 1) Obat-obatan untuk orang sakit. 2) Makan atau minum bagi orang yang sangat lapar dan haus. 3) Tim SAR (Search and Rescue = Penyelidikan dan Pertolongan) sewaktu ada yang tenggelam di laut, danau, kali, dll. 4) Petugas kebakaran dan peralatan sewaktu terjadi kebakaran. 5) Bantuan obat-obatan, makanan, pakaian, dsb. sewaktu terjadi bahaya gempa bumi, banjir, dll. Dan 6) Payung/jas hujan /mantel sewaktu orang kehujanan.
d. Kebutuhan Rohani. 1) Doakan untuk orang-orang yang sakit. 2) Memberikan makan dan minum kepada orang yang lapar dan haus akan kebenaran Firman TUHAN. 3) Membawah, melepaskan, menyelamatkan manusia yang sedang sesat, dibelenggu dan celaka oleh kuasa kegelapan. Dan 4) Memiliki perlengkapan senjata TUHAN, berdoa setiap waktu, dsb.
Gereja KINGMI Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) harus bertindak dan mempersiapkan demikian dalam hal rohani dan jasmani untuk membangun nilai-nilai Kerajaan KRISTUS di dunia ini.
3.3.2. Kebutuhan yang akan datang atau masa depan.
Kebutuhan ini telah direncanakan untuk masa yang akan datang. Tetapi sebaiknya sudah dipersiapkan mulai sekarang tanpa mengganggu pemenuhan kebutuhan sekarang. Hal itu bertujuan agar di masa mendatang mendapatkan kebahagiaan dan kemakmuran. Kebutuhan yang akan datang atau masa depan ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Kebutuhan yang akan datang atau masa depan di dunia ini. 1) Menabung di bank, agar simpanan itu kelak dapat digunakan untuk biaya sekolah ditingkat yang lebih tinggi atau untuk memenuhi kebutuhan di hari tua. 2) Menyimpan sebagai hasil panenan agar di musim peceklik tidak kekurangan pangan. Dan 3) Mengikuti asuransi (pertanggungan) dan membayar preminya agar menerima santunan jika terjadi suatu kecelakaan, kerugian atau kebakaran yang tak disengaja.
b. Kebutuhan yang akan datang atau masa depan di surga / kekal. 1) Menabung di bank surga (Mat. 6:19-21). 2) Dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN. (Yos. 6:19; Mal. 3:10). Dan 3) Supaya kita dapat suatu bagian yang tidak dapat binasa. (2 Pet. 1:4-5).
Gembala (Pemimpin Gereja) dan Umat Klasis Wagamo (Pintu Masuk Injil) harus memikirkan kebutuhan jasmani akan masa depan dan berusaha menyediakan untuk masa depan di dunia dan di surga karena TUHAN kasih hak kepada manusia. Seperti kata Rasul Paulus : ”Dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya”, (I Tim. 6 : 19). Mengumpulkan harta, baik di surga maupun di dunia dengan dasar yang benar, yakni dasar kehendak dan pimpinan KRISTUS YESUS. Karena kekurangan makan, pintu bagi Iblis datang mencobai kita seperti YESUS, ketika Ia lapar, Iblis datang mencobai dengan berkata … setelah berpuasa …, akhirnya laparlah Yesus. … datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak ALLAH, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." (Matius 4:2-3).
3.4. Kebutuhan manusia menurut subjek.
Setiap pelayan dari setiap orang, masing-masing mempunyai dua kebutuhan mendasar, kedua kebutuhan tersebut, yaitu peribadi dan umum / orang lain. Kedua hal itu disinggung oleh Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada Jemaat Filipi bahwa, “Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”, (Filipi 2 : 4). Kebutuhan manusia menurut subjeknya atau kelompok manusia yang membutuhkannya menjadi dua, yaitu :
3.4.1. Kebutuhan pribadi.
Kebutuhan pribadi disebut juga kebutuhan individu yaitu kebutuhan yang berhubungan yang berhubungan dengan pribadi seseorang dan kemungkingan tidak dibutuhkan oleh orang lain. Antara lain :
a. Kebutuhan pribadi bagi manusia pada umumnya. Antara lain: 1) Seorang petani tentu membutuhkan alat-alat pertanian misalnya cangkul, pajak, kampak, atau pupuk. 2) Seorang penjahit membutuhkan benang, mesin jahit, dsb. 3) Seorang guru membutuhkan buku-buku pelajaran sebagai pemegang untuk mengajar. Dan 4) Seorang yang sudah tinggi tingkat social ekonominya tentu membutuhkan mobil, perhiasan yang mahal harganya atau rumah yang mewah.
b. Kebutuhan pribadi Gembala (rohaniawan) dalam pelayanan. Antara lain: 1) Tempat tinggal seperti rumah yang aman yaitu kamar, meja, kursi khusus dsb. yang baik di mana tempat untuk menyiapkan Firman TUHAN. 2) Pemakaian seperti pakaian putih hitam, jas, dasi, sepatu, dsb. Dan 3) Sebagai Gembala, dia juga membutuhkan buku-buku referensi yang dapat menyiapkan Firman TUHAN, dsb.
3.4.2. Kebutuhan kelompok atau kebutuhan masyarakat.
Kebutuhan kelompok atau kebutuhan masyarakat disebut juga kebutuhan kolektif atau kebutuhan umum karena kebutuhan itu bermanfaat untuk umum, untuk orang banyak atau masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah sebagai berikut : kebutuhan akan jalan raya, jembatan, rumah sakit / Puskesmas / Posyandu, Kantor Pos, Telepon umum, Pesawat Udara, Kapal Laut Kendaraan umum/Taxi, Pendidikan, dsb.
Hal-hal di atas itu juga adalah sarana dalam pelayanan sepenuh waktu (rohani) karena tetap akan digunakan juga oleh anak-anak TUHAN (Gembala) dalam pelayanan juga.
3.5. Kebutuhan Manusia Menurut Wujudnya.
Menurut wujudnya kebutuhan manusia itu dibedahkan menjadi dua, yaitu :
3.5.1. Kebutuhan Akan Barang-Barang Berwujud.
Meliputi kebutuhan akan barang-barang atau benda-benda yang dapat dilihat, dirasa, diraba atau dinikmati manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dapat dibagi menjadi dua, yakni umum dan khusus. Uraiannya antara lain:
a. Kebutuhan akan barang-barang berwujud yang umum. Antara lain: Makan, minum pakaian, rumah, sepeda, motor, mobil, alat-alat rumah tangga, alat-alat sekolah, alat-alat permainan, alat-alat bengkel, alat-alat, dsb. Barang-barang itu adalah barang-barang berwujud yang dibutuhkan oleh manusia pada umumnya.
b. Kebutuhan akan barang-barang berwujud yang khusus Gembala. Antara lain: 1) Tempat tinggal seperti rumah yang aman yaitu kamar, meja, kursi khusus, dsb. Yang baik dimana tempat untuk menyiapkan Firman TUHAN, dan 2) Pemakaian seperti pakaian putih-hitam, jas, dasi, sepatuh, dsb. Buku-buku referensi yang dapat menyiapkan Firman TUHAN, dsb.
3.5.2. Kebutuhan Akan Barang-Barang Tak Berwujud.
Kebutuhan akan barang-barang tak berwujud disebut juga kebutuhan akan jasa. Hal itu selalu berhubungan dengan pengetahuan, bakat, talenta, karunia, kemampuan, kepintaran, kealihan, kepandaian, dsb. seperti: jasa seorang Pendeta, Gembala, Penginjil, dokter, mantri kesehatan/perawat, para medis, guru/ dosen, para pertukangan, sopir taxi/bus, bakat, karunia, dsb. Jasa mereka tidak dapat kita lihat, tidak dapat diraba tetapi dapat nikmati manfaatnya.
B. ALAT PEMENUHAN KEBUTUHAN.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia dibutuhkan alat pemenuhan kebutuhan yang berupa barang dan jasa. Antara lain :
1. Barang (Berwujud).
Dalam memenuhi kebutuhan manusia memerlukan barang atau alat (berwujud). Barang-barang itu kita kelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.1. Barang Ekonomis / Economis Goods.
Barang ekonomis ialah barang yang jumlahnya terbatas apabila dibandingkan dengan kebutuhan manusia sehingga untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan baik berupa tenaga maupun dana/uang. Barang ekonomis itu juga dibedahkan menjadi dua, ialah :
1.1.1. Barang ekonomis yang dihasilkan oleh alam.
Barang-barang ini merupakan kekayaan alam yang berada di perut bumi dalam tanah, di atas tanah, atau di dalam air laut. Misalnya : Tumbuh-tumbuhan, binatang (flora dan Fauna), barang-barang tambang seperti tambang, minyak, gas bumi, nikel, emas, perak, tembaga, dan batu bara; di dalam laut/kali/ danau seperti : ikan, udang, mutiara, dsb.
1.1.2. Barang ekonomis yang dihasilkan atau dijadikan oleh manusia.
Barang-barang ini merupakan hasil produksi manusia dalam usaha memenuhi kebutuhannya sebagai akhibat perkembangan peradaban. Barang-barang ini dapat dibedahkan menjadi dua, yaitu : 1) Barang yang berwujud (Materi). Misalnya : Pesawat TV, radio, Kompor, Peralatan rumah tangga, alat-alat kerja seperti parang, kampak, sekop, alat-alat sekolah/kantor, dsb. Dan 2) Barang yang tak berwujud (Immaterial). Hasil yang kita terima karena jasa seorang Pendeta, Gembala, Penginjil, dokter, mantri kesehatan/perawat, guru/dosen, tukang bengkel, tukang kayu, tukang bangunan, sopir taxi/bus, karunia, talenta, dsb. Jasa mereka tidak dapat kita lihat, tidak dapat diraba, tetapi dapat kita nikmati manfaatnya.
1.1.3. Barang Bebas/ Free Goods.
Barang bebas adalah barang yang jumlahnya tak sehingga untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan baik berupa uang maupun tenaga. Barang-barang ialah : air, udara dan sinar matahari. Namun suatu saat barang bebas dapat berubah menjadi barang ekonomis karena perbedaan tempat atau karena situasi. Misalnya air di desa merupakan barang bebas tetapi di kota besar air merupakan barang ekonomis.
1.1.4. Barang Illith.
Barang illith adalah barang yang jumlahnya melebihi kebutuhan mananisia sehingga dapat menimbulkan bahaya oleh karena itu harus dikurangi. Seperti air dan api dalam jumlah yang kecil. Bisa ditolong tetapi juga berbahaya, jika melebihi jumlah standarnya.
2. Jasa (Tak Berwujud).
Dalam memenuhi kebutuhan manusia memerlukan juga jasa atau barang tak berwujud sebagaimana dijelaskan di atas. Jasa ialah alat pemenuhan/pemuas kebutuhan manusia yang bukan berupa benda/ barang nyata. Seperti: jasa seorang Pendeta, Gembala, Penginjil, dokter, mantri kesehatan/perawat, guru/dosen, tukang kayu, tukang bengkel, tukang bangunan, sopir taxi/bus, karunia, talenta, dsb.
Jasa yang telah diuraikan di atas bukan manusianya tetapi keahlian, kepintaran, ketrampilan, talenta, kelebihan, karunia dan bakat yang dimiliki oleh seseorang. Suatu ketika jasa yang dimiliki oleh mereka digunakannya, maka dari situlah orang akan merasakan dan melihat manfaatnya. Itulah alat pemenuhan kebutuhan manusia.
Penulis menghimbau kepada Gereja KINGMI Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) bahwa untuk memenuhi kebutuhan dari pada Gembala dan Umat TUHAN, maka harus memerlukan alat pemenuhan kebutuhan baik berupa barang yang berwujud maupun barang yang tak berwujud atau jasa. Hal itu supaya pelayanan pemberitaan Injil Kerajaan TUHAN di Tanah Papua lebih khusus lagi Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) yang kita cinta ini jangan terhalang oleh karena kebutuhan manusia tersebut yang belum dipenuhinya.
C. KEGIATAN PEREKONOMIAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KESEJAHTERAAN HIDUP GEMBALA DAN UMAT TUHAN.
Dalam memenuhi kebutuhan manusia yang sangat banyak itu, awal mulanya perlu ada pengorbanan tenaga manusia yakni kegiatan, bekerja, dan beraktifitas. Kebutuhan itu juga tidak akan pernah pandang umur, masa, kedudukan dan tempat. Oleh karena itu kita akan melihat kegiatan-kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan manusia. Antara lain :
1. Kegiatan Perekonomian Tradisional Di Masyarakat.
Berhubungan dengan kegiatan perekonomian tradisional di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan adalah sebagai berikut :
1.1. Berkebun.
Berkebun adalah suatu usaha hidup masyarakat Papua lebih khusus mayarakat Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) yang tidak dapat digeserkan oleh pekerjaan lain, dan pekerjaan ini merupakan sumber pendapatan masyarakat (Umat) yang cukup handal apabila lahannya dikelola dengan baik oleh masyarakat. Adapun lokasi berkebun dapat dibagi dalam dua tempat, yaitu : Lokasi di lereng gunung, di lembah atau dataran. Masing-masing kebun dapat ditanami berbagai jenis tanaman.
Pekerjaan berkebun yang lebih banyak dilakukan oleh orang Papua yang di bagian gunung. Karena makanan pokoknya petatas, maka bagaimanapun ia harus korban berkebun untuk mencari kepuasan diri dan orang lain. Oleh karena itu, Umat TUHAN Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) pekerjaan berkebun tidak dapat digeserkan karena kehadiran kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Perubahan taraf hidup yang semakin baik. Dan Perubahan perkembangan tingkat kebudayaan.
1.2. Bersogok sagu
Hal itu dilakukan oleh orang Papua yang di bagian lembah atau pantai. Karena sagu hanya ada di bagian pesisisr Pantai bahkan itu menjadi makan pokok bagi mereka.
1.3. Beternak.
System beternak di kalangan masyarakat tradisi Papua umumnya dan Umat TUHAN Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) dengan cara beternak babi rupanya berbeda. Perbedaan seperti itu Pdt. Neles Pekey, Iten Adii, Aten Edoway, dan beberapa orang Wagaamo menjelaskan pengalamannya waktu kecil, bahwa :
“Pemeliharaan terhadap ternak babi yang harus dijaga dari pagi hingga sore, selama babi masih kecil yang dilakukan oleh anak-anak atas perintah orang tua, maka sanksinya semalam tidak dikasih makan dan minum. Supaya ternak itu ada dibawah pengawasan pemiliknya. Tetapi ternak babi kini dibebaskan. Babi seharusnya ada di dalam kandang, karena melalui itu salah satu sumber pendapatan dan menjawab kebutuhan serta menyelesaikan berbagai jenis masalah dalam masyarakat”. (Pdt. Neles Pekey, Pdt. Petrus Pinibo, Iten Adii dan Athen Edoway (Alm.), hasil wawancara dengan penulis, Wagamo, 8 Januari 2006).
Ketertiban anak-anak dalam usaha piara babi dengan harapan orang tua, bahwa anak juga dibiasakan supaya masa depan mempunyai babi banyak dan menjadi kaya, adalah harapan semua orang tua.
1.4. Mencari Hasil Hutan.
Masyarakat Papua juga dapat melangsungkan hidupnya melalui hasil hutan yang diciptakan TUHAN untuk manusia, kayu, rotan, daun pandang, dammar, dsb, hasilnya mencari dan menutup pintu kebutuhan. Tetapi ingat juga suatu saat akan habis, memelihara dan merawat adalah tugas kita.
1.5. Berburu.
Berburu juga adalah salah satu tugas yang dilakukan oleh masyarakat Papua dengan masyarakat kampung itu berburu adalah suatu mata pencaharian yang memungkinkan masyarakat untuk mencari nafka hidup. Ada beberapa kegiatan yang menjadi tolak ukur untuk mendapatkan hasil buruan, diantaranya : membuat jerat, tembakan panah, dan menangkap langsung dengan tangannya. Tetapi kelestarian juga adalah tugas kita bersama.
1.6. Nelayan.
Masyarakat tradisional mendapatkan ikan, udang, dan binatang yang ada di air lainnya dengan cara jala adat yang dibuat dari kulit pohon, molo, dsb. untuk memenuhi kebutuhannya.
1.7. Pesta Adat atau Panen Raya.
Kegiatan seperti itu adalah Pabrik (produksi) harta kekayaan dalam budaya di masyarakat. Jika kita mengambil hikmah (manfaat atau kebaikan yang berharga) kegiatan semacam ini ialah saling mempertunjukkan kemampuan dan saling mendorong untuk menjadi orang usahawan. Dengan syarat bahwa yang harus dijauhkan atau ditiadakan adalah unsure penyembahan berhala atau unsure negative.
1.8. Maskawin.
Maskawin adalah salah satu budaya yang diwajibkan apabila seseorang berumah tangga. Maskawin adalah alat pemersatu antara dua pihak untuk membentuk suatu keluarga baru. Maskawin mengandung unsure kebudayaan yang sangat serius dilakukan dalam masyarakat Papua. Maskawin selalu diikuti dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat, bahwa sebelum maskawin dilunasi tidak diperbolehkan untuk memberikan kenang-kenangan, bicara, dan apalagi bawah ke rumah laki-laki. Boleh dibawah oleh pihak laki-laki setelah menyelesaikan masalah maskawinnya.
Jenis-jenis maskawin yang dilakukan oleh masyarakat Papua, sebagai harga pembayaran maskawin dalam perkawinan banyak cara : ada yang Kulit Biya, (mege) ada yang manik-manik asli, ada yang piring batu, ada yang Kain timur, ada pula yang dipekerjakan beberapa minggu, bulan dan tahun, dsb. Itulah yang telah dilakukan oleh masyarakat Papua pada umumnya dan Umat KINGMI di Tanah Papua pada khususnya. Tetapi bagaimana dengan kita? Kembali kepada suara hati anda, jika anda mau mengambil mas kawin, ingatlah jangan melebihi batas kemampuan saudara anda. Tetapi berikan dengan Cuma-Cuma berikanlah dengan kasih KRISTUS.
Bagi penulis tidak dapat melarang mereka jika ia ingin mengambil maskawin, atau pun tidak mengambilnya, tidak menyuruh mengambilnya. Ambil dan tidaknya hak pemilik perempuan. Tetapi ingat sebagai anak-anak TUHAN, jangan melebihi kemampuan orang lain.
2. Kegiatan perekonomian modern di masyarakat.
Keadaan saat ini tidak akan tetap seperti sedia kala selalu berubah dalam segala aspek kehidupan manusia. Maka Kegiatan perekonomian modern yang harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Gembala dan Umat TUHAN Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) dalam pelayanan ialah sebagai berikut:
2.1. Pertanian.
Suku-suku yang ada di wilayah Papua mempunyai dua macam makanan pokok sesuai dengan geografisnya. Kawasan yang mendiami di gunung Petatas, Keladi, sayuran, dsb., sedangkan kawasan yang di bagian Pantai makanan pokoknya Sagu. Makanan pokok bagi mereka yang mendiami di Pantai tumbuh sendiri dan pengorbanan tenaga hanya waktu sogok saja, sementara makanan pokok masyarakat gunung adalah hasil kebun, melalui pengorbana tenaga untuk membuka lahan baru dan menanam bibit tanamannya secara tradisional.
Penulis menghimbau kepada Gembala dan Umat TUHAN Gereja KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) bahwa untuk menjawab pengaruh era (zaman) modernisasi (gerakan untuk merubah cara-cara kehidupan lama untuk menuju bentuk/model kehidupan yang baru) yang sedang mengglobal (menyeluruh/mengumum/mendunia) disertai berbagai kebutuhan manusia, maka masyarakat harus tahu bertani modern. Tanaman pertanian modern yang harus dikembangkannya ialah padi, kakao, cokelat, mangga, nangka, jeruk, kacang panjang, kacang kedelei, kelapa sawit, jeruk, buah apel, dsb., yang dikembangkan secara optimal (paling bagus/tertinggi), sehingga hasil yang maksimal (paling banyak/tertinggi) yang selalu tercapainya untuk memenuhi kebutuhan kesejahteraan Umat TUHAN dan Gembala di dalam pelayanan.
2.2. Perikanan dan Peternakan.
Pembangunan dalam produksi perikanan terdiri dari ikan laut, ikan perairan umum, dan ikan budidaya yang harus tahu mengembangkan oleh masyaraka Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) untuk membangun diri dan orang lain. Budidaya dengan cara buka kolam dan keramba (keranjang ikan laut/danau/telaga/kali) yang dengan diberi makan oleh orang.
Pembangunan dalam produksi ternak antara lain : sapi, babi, ayam, bebek, kelinci, dsb. Hal piara ternak itu tidak sama dengan piara ternak tradisional dengan membebaskan babi berkeliaran tetapi piara ternak modern dengan cara dikandangkannya, dengan demikian ternak tersebut aman di dalam kandangnya sendiri di dalam penjagaan dan pemeliharaan manusia.
2.3. Pertambangan.
Pada sector pertambangan dan bahan galian, memiliki potensi yang sangat besar bagi manusia pada umumnya dan umat Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) pada khususnya. Perusahan pertambangan bisa memberikan keuntungan yang sangat besar bagi perusahan dalam membangun perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat lebih lagi nasional. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Drs. L. T. Sinturi dan Dra. Rosmalina S. di dalam bukunya “Mata Pelajaran Ekonomi SLTP”, bahwa :
“Besi yang digali dari dalam tanah, harus diolah untuk menjadi mesin, sepeda, mobil, paku, pisau, parang, dsb. Setelah dikerjakan sedemikian rupa maka barang itu akan menjadi siap dipakai. Jadi barang-barang yang berasal dari sumber daya alam harus digali, diola dan dikerjakan lebih dahulu oleh manusia”. (Sianturi, dkk. 1994 : 70).
Sangat mulia jika dikembangkan perusahaan pertambangan dari Gereja KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) supaya hasilnya untuk memperluaskan Kerajan TUHAN di dunia ini dengan dukungan ekonomi yang kuat.
2.4. Perindustrian.
Berbagai potensi dan sumber daya alam yang dimiliki itu, pada akhirnya dimanfaatkan untuk mengembangkan industri (usaha produksi barang/perusahan), pabrik (tempat buatan barang), atau usaha produksi/menghasilkan barang-barang, terutama industri pengelolahan hasil pertanian, perkebunan, kelautan, hasil tambang dan galian serta industri hasil hutan. Seperti Drs. L. T. Sinturi dan Dra. Rosmalina S. di dalam bukunya “Mata Pelajaran Ekonomi SLTP”, bahwa :
“Industri atau produksi ialah kegiatan untuk menciptakan kegunaan bentuk barang dan jasa, seperti :
1). Sebatang kayu akan berguna kalau bentuknya sudah dirubah menjadi balok, meja, kursi, pintu, jendela, dan sebagainya. Dengan perubahan bentuk itu akan dapat memenuhi kebutuhan manusia.
2). Kulit akan berguna memenuhi kebutuhan, kalau bentuknya dirubah menjadi sepatu, tas, ikat pinggang, dan sebagainya.
3). Besi yang digali dari dalam tanah diola dan dirubah bentuknya menjadi mesin, sepeda, mobil, paku, pesawat, pisau, dan sebagainya”. (Sianturi, dkk. 1994 : 70).
Hal itu sangat penting dan dapat menolong kita jika kita mempunyai perindustrian untuk menunjang dalam pelayanan membawah kabar baik kepada mereka yang sedang membutuhkan uluran tangan dari kita.
2.5. Usaha Koperasi.
Usaha Koperasi ialah seperti Kios, Toko, Supermarket, dan sebagainya, adalah untuk mensejahterakan masyarakat bahkan keluarga dalam kerangka pembangunan pribadi dan orang lain dan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, lebih daripada itu pelebar luaskan Kerajaan KRISTUS TUHAN di dunia ini dengan dukungan ekonomi yang kuat. Behubung dengan koperasi, seperti Drs. L. T. Sianturi dan Dra. Rosmalina S. di dalam bukunya “Mata Pelajaran Ekonomi SLTP”, bahwa:
“Koperasi adalah usaha bersama, maksudnya kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok manusia agar mudah mencapai suatu tujuan. Dan usaha bersama-sama itu adalah usaha dalam lapangan ekonomi. Bekerja bersama-sama inilah yang dimaksudkan dengan asas kekeluargaan dan gotong royong untuk mencapai kepentingan bersama. Jadi, koperasi ialah suatu perkumpulan atau organisasi social yang berusaha dalam lapangan ekonomi”, (Sianturi dkk, 1994:46).
Jenis-jenis Koperasi yang bisa dikembangkan oleh Gembala dan Umat TUHAN Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) ialah sebagai berikut :
2.5.1. Koperasi Konsumsi.
Usaha yang dilakukan oleh koperasi konsumsi ialah : membeli, menjual, dan membuat sendiri barang-barang untuk keperluan anggota.
2.5.2. Koperasi Simpan Pinjam (Kredit).
Koperasi ini meliputi : pengumpulan simpanan, pemberian pinjaman, mendorong hasrat menabung, dan membantu para anggota yang memerlukan pinjaman uang bagi keperluan yang mendesak dengan syarat-syarat ringan dan cara pembayaran bunga yang serendah-rendahnya.
2.5.3. Koperasi Produksi.
Koperasi produksi ialah : pertanian, peternakan, perikanan, dan industri atau usaha produksi/ menghasilkan barang-barang / perusahan). Kegiatannya menghasilkan barang, perdagangan, pergudangan, pembelian alat-alat pembantu, dan kegiatan perbankan.
2.5.4. Koperasi Jasa.
Koperasi jasa terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah : koperasi angkutan (taxi/bus/angkutan kota), koperasi perlistrikan, koperasi perubahan, koperasi asuransi, dan koperasi pariwisata.
2.5.5. Koperasi Serba Usaha.
Fungsi-fungsi atau pokok-pokok kegiatan Koperasi Serba Usaha (KSU ) ialah : pemasaran hasil produksi, penyediaan dan penyaluran sarana produksi dan keperluan hidup sehari-hari, perkreditan, penyuluhan, dan pelayanan jasa-jasa lainnya. (Sianturi, 1994:49-59).
Tugas manusia di dalam dunia ini adalah tugas “KERJA” yang telah dimandatkan oleh TUHAN kepada sekalian manusia termasuk Umat TUHAN Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) yang dihuni di atas bumi ini. Tidak seorang pun yang menyangkal mandat KERJA ini.
Oleh karena itu kita dituntut untuk melaksanakan mandat itu dalam memenuhi kewajiban manusia terhadap TUHAN dan sesama manusia sebagai ciptaan TUHAN. Sebagaimana dikemukakan oleh John Stott, bahwa : ”Kerja adalah pengeluaran tenaga (manual atau mental atau dua-duanya) dalam pelayan terhadap orang lain, yang membuahkan kepuasan diri bagi si pekerja, manfaat bagi masyarakat, dan kemuliaan bagi TUHAN”, (Stott, 2005 : 227).
Kita ditempatkan di dunia adalah Kerajaan Bumi dan atau KERAJAAN KERJA, tetapi di sorga adalah Kerajaan Surga dan atau KERAJAAN MENUAI. Apa yang telah dikerjakan di dunia. Kerja TUHAN tidak pandang status keberadaan Pendeta, Gembala, Majelis, anggota Jemaat dan sebagainya, tetapi TUHAN minta dari kita bahwa harus menghidupkan iman Pekerjaan kita adalah bukti iman yang hidup, seperti Firman TUHAN berkata: ”Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”. (Yakobus 2:26). Dengan jalan demikian kita dapat menyelamatkan banyak orang baik dalam hal rohani maupun jasmani, karena dengan dukungan perekonomian kita akan memajukan pelayanan pemberitaan Injil di dalam Gereja KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil).
BAB VI
KESIMPULAN
Konferensi Sinode KINGMI yang akbar ini bertujuan untuk memilih Badan Pengurus Baru Sinode KINGMI, Mengefaluasi Program Kerja Periode Sebelumnya, dan Menetapkan Program Bau sebagai kebijakan pelayanan untuk periode kedepan. Disamping itu Konferensi juga merupakan momentum (kesempatan) untuk menyatukan visi, misi dan fokus pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua. Semua kegiatan apa saja yang dilakukan manusia akan ada tujuan yang dapat menghasilkan sesuatu untuk pribadi maupun orang lain. Dalam Konferensi ini juga telah menetapkan kepada Umat KINGMI bahwa tugas kita adalah ”KERJA” untuk pribadi, orang lain dalam membesarkan Gereja TUHAN di bumi ini.
Saudara, kita harus mengerti bahwa dalam konteks tugas kita adalah ”KERJA” untuk pribadi, orang lain dalam membesarkan Gereja TUHAN di bumi ini, TUHAN membuat kita mesin prodak tangguh yang dapat memproduksikan bahan konsumsi baik material maupun ekonomis. Konsumsi suatu saat akan habis, jika tempat produksinya ditutup atau krisis finansial. Makanan untuk saat ini adalah tugas kita mengulurkan tangan untuk mencari dan mengambilnya. Produksen adalah identik dengan orang kaya. Orang kaya tidak gelisah dengan hari ini apakah yang akan saya konsumsikannya, apalagi gelisah untuk masa depan. Gelisah dengan masa depan karena tidak ada harapan masa depan yang memberikan titik aman bagi jiwa. Memiliki sebuah mesin produk (sumber) dapat memberikan jiwa tenang dan tertawa karena memberikan masa depan yang penuh harapan.
Jika dikatakan Kehidupan dari konsumen adalah ibarat meminum dari sumur, bukan dari sumbernya. Tetapi kehidupan dari produsen adalah ibarat meminum dari sumber air, bukan dari sumurnya. Artinya orang yang makan dari hasil kerja orang lain atau hidupnya bergantung kepada orang lain. Sekalipun musim kemarau datang melanda di dalam lembaran hidup, bagi orang yang menghidupkan atau fungsikan mesin produk alamiah dan hidup yang mengutamakan produk atau sumbernya sendiri tidak merasakan kekurangan dalam hidupnya.
Kita bukan lagi seperti anak burung di sarang yang menunggu datangnya induk burung membawah datang makanan untuk disuap. Atau kepompong yang ada di dalam sarang yang tidak memiliki kaki dan tangan yang selalu menunggu waktunya mati atau hidup. Ada orang yang salah berpersepsi bahwa mengapa TUHAN tidak membuat kita konsumen yang selalu mengharapkannya? Kita tidak diciptakan bayi yang selalu mengharapkan makanan yang disuap dari orang tua, tetapi kita diciptakan TUHAN dewasa yang dapat bertindak untuk memproduksi makannya sendiri.
Anda dan saya meyakini bahwa disamping Bantuan langsung datang dari TUHAN kita, di dalam diri kita disimpan mesin produk alamiah yang dapat mengembangkan dan memproduksikan barang-barang ekonomis untuk manusia baik pribadi, sesama dan untuk kemuliaan TUHAN semesta alam. Mesin prodak alamiah yang ditanam TUHAN dalam diri kita baca seperti yang dituliskan dalam Keluaran 35:30-35 yang telah dinyatakan pada saat pengangkatan Bezaleel dan Aholiab (Keluaran 35:30-36:7). Mesin prodak alamiah yang ditanam TUHAN itu untuk Membuat Kemah Suci (Keluaran 36:8-38) dan di dalam Kemah Suci membuat tabut perjanjian (Keluaran 37:1-9), membuat meja roti sajian (Keluaran 37:10-16), membuat kandil (Keluaran 37:17-24), membuat mezbah pembakaran ukupan (Keluaran 37:25-29), membuat mezbah korban bakaran (Keluaran 38:1-7), membuat bejana pembasuhan (Keluaran 38:8), dan membuat pelataran (Kel 38:9-20). Antara lain:
1. Telah memenuhinya dengan Roh Allah,
2. Telah memenuhinya dengan keahlian,
3. Telah memenuhinya dengan pengertian dan
4. Telah memenuhinya dengan pengetahuan,
5. Telah memenuhinya dalam segala macam pekerjaan,
6. Untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga;
7. Untuk mengasah batu permata supaya ditatah;
8. Untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan yang dirancang itu.
9. Dan TUHAN menanam dalam hatinya, kepandaian untuk mengajar.
10. Ia telah memenuhi kita dengan keahlian, untuk membuat segala macam pekerjaan:
a. seorang tukang,
b. pekerjaan seorang ahli,
c. pekerjaan seorang yang membuat tenunan yang berwarna-warna dari kain ungu tua, kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus, dan
d. pekerjaan seorang tukang tenun, yakni sebagai pelaksana segala macam pekerjaan dan perancang segala sesuatu.
Tidak ada orang yang dapat menyangkal bahwa saya tidak diberikan keahlian seperti yang telah TUHAN berikan kepada mereka yang disiapkan untuk melaksanakan Kemah Suci, sebagaimana kita diciptakan TUHAN sama dari satu orang saja, yang pasti memiliki dua mata, dua telinga, dua tangan, dua kaki dsb., pasti bahwa kita dilengkapi juga dengan keahlinya masing-masing. Sebagai alat kelangsungan hidup manusia di dunia dan untuk kemuliahan Sang Pencipta.
Andai kata ”Manusia Bagian Kanan” dan ”Manusia Bagian Kiri” tidak dapat berkata ”Aku tidak membutuhkanmu”, sangat tidak mungkin tetapi keduanya saling membutuhkan satu dengan yang lain dan dengan demikian cita-citanya akan terwujud. Demikian juga ”jasmani” dan ”rohani” adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika keduanya tidak seimbang atau ganjil, maka manusia seutuhnya tidak akan terbangun. Karena bukan hanya Rohani saja melainkan untuk berperan aktif di berbagai Lahiriah juga, agar kehidupan menjadi sepaham dengan TUHAN dan akan bekerja sama dengan TUHAN dalam membangun manusia seutuhnya Gereja Kemah Injil KINGMI di Tanah Papua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) untuk Persiapan Kerajaan Anak Domba TUHAN. Amin.
Saatnya bukan menunggu datangnya burung gagak membawah makan, tetapi sebaliknya kitalah yang memberikan makan kepada burung gagak. Artinya dengan perlengkapan yang TUHAN sediakan kembangkan untuk membangun Kerajaan TUHAN kita di bumi ini mulai dari Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) sampai kepada ujung dunia. Seperti kata KRISTUS “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."” (Kisah Para Rasul 1:8). SELAMAT BERKARTAYA, TUHAN MEMBERKATI KITA. Amin!!!!
KEPUSTAKAAN
1. Alkitab
Alkitab Elektronik:
7 Novermber 1999 “Program Alkitab Versi 2.4 Terjemahan resmi,” Jakarta
2. Panduan dan Buku-Buku
Panitia Konferensi Sinode KINGMI,
21-16 Juni 2010 “Panduan Konferensi Sinode Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanag Papua”. Wamena.
Dr. Benny Giay dkk.
2006, “Menyikapi Tanda-Tanda Jaman, Sekitar Agenda Gereja Kemah Injil Papua Untuk “Kembali ke Sinode” Penerbit Deiyai, Jl.Nafri No.2 Kam Kei Abepura.
L. T. Sianturi dan Rosmalina S.
1994, “Mata Pelajaran Ekonomi, Untuk SLTP, Jilid 1-2 No”, BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Kartono dan Titin Marlina,
1995, “Ekonomi Untuk SLTP I A, Klas-Caturwulan ”, Penerbit Kanisius, Jogyakarta.
Brownlee M.
1997, ”Tugas Manusia Dalam Dunia Milik TUHAN”, BPK. Gunung Mulia, Jakarta.
Stcot, John.
2000, ”Isu-Isu Global”, YKBK/OMF Jakarta.
3. Lain –Lain.
Pekei Senior.
2008, “Suatu Kebutuhan Ekonomi Gembala Dalam Pelayanan Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) Koodinator Paniai Selatan”, Skripsi Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura.
---------------.
2010, ”TUHAN Menanam Mesin Prodak Alamiah”, Artikel, Wamena.
Pdt. Neles Pekey, Pdt. Petrus Pinibo, Iten Adii dan Athen Edoway (Alm.),
Hasil wawancara dengan penulis, Wagamo, 8 Januari 2006
Alamat Web.
PENULIS
Penulis adalah anak ketiga dari pasangan suami istri Pdt. Neles Pekei dan Ina P. Pekei Kelua Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil). Selama masih kecil, anak yang paling nakal. Namun demikian oleh KRISTUS melalui nasihat dan pengajaran dari orang tua sehingga saya menjadi pengikut KRISTUS sebagaimana orang tua saya.
Nama lengkap saya Vic. Senior Pekei, nama panggil bisa dipanggil Pekeibo, saya dilahirkan di Goopa, kampung kecil dari Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) pada tanggal 5 September, 1982. Mengingat masa depan baik dari dunia ini maupun dunia yang akan datang, orang tua telah menyekolahkan saya di sekolah teologi. Saat saya masuk sekolah teologi, banyak orang berkata “Orang seperti ini bisa memimpin, berbicara, berkhotbah dan berpikir?”, tidak salah karena saat saya masuk sekolah Alkitab, masih kecil. Dugaan seperti ini tidak salah, karena menggunakan ukuran manusia yang dapat mengukur dari sisi fisik atau secara kelihatannya. Tetapi tidaklah demikian ukuran TUHAN, karena orang seperti inilah yang akan dipanggil untuk menjadi alat di tangan-Nya. Terus terang saja saya tidak bersekolah, tetapi karena TUHAN memberikan kemampuan sehingga kami dapat menuliskannya. Pengalaman sekolah: SD INPRES Kokobaya, 6 tahun tidak berijazah 1997, STP Troutman Baida 3 tahun 2000, STAK Berea Timika 3 tahun 2003, STT-Walter Post Jayapura 2008 dan STII Jogyakarta 2010 belum menyelesaikannya.
Penulisan Laporan Konferensi Sinode KINGMI dan Visi, Misi dan Fokus ini dibantu oleh beberapa saudara-saudara dari Wamena, yaitu Sdr. Agus Edoway, SE, Sdr. Alex Edoway. Am. Pd., Bpk. Simon Edoway, Am. IP., dkk. Biarlah sumbangsi yang anda berikan ini menjadi alat untuk mengembangkan sayap pelayanan di Klasis Wagaamo (Pintu Masuk Injil) yang kita cinta ini.
Wamena, 14 Juli 2010
Penulis
VIC. SENIOR PEKEY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar